Idealnya, pemerintah Indonesia menutup sekitar 1 juta situs porno. Tapi yang mengagetkan, Indonesia termasuk “jawara” dalam mengakses situs “haram”
April ini, pemerintah akan memulai melakukan penutupan sejumlah situs porno di Indonesia. Meski demikian, langkah yang dilakukan pemerintah baru tahap pemanasan. Sebab pemerintah baru akan memblokir 253.000 situs porno dari dalam dan luar negeri.
Menurut staf ahli Menkominfo Son Kuswadi, jumlah situs porno yang akan diblokir pemerintah sebenarnya masih jauh dari harapan. Padahal menurut data tahun 2006, jumlah situs porno di seluruh dunia mencapai 4,2 juta.
“Tahun ini pasti jumlahnya juga lebih banyak lagi,” kata dia sembari menyebut situs TopTenReviews.com sebagai pengeluar data.
Idealnya, lanjut Sony, pemerintah memblokir sekitar 1 juta situs porno. Namun, dia mengakui proses verifikasi itu memang butuh waktu dan biaya. Dia kemudian menjelaskan, proses blokir setiap situs porno membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
“Itu dimulai dari proses pengecekan, memasukkan data ke database yang kemudian akan diproses peranti lunak tersebut,” bebernya. Lama waktu verifikasi itu juga bisa dipengaruhi oleh jumlah tim yang akan digunakan oleh Depkominfo nanti.
Secara terpisah, Son Kuswadi mengaku alamat situs porno berjumlah jutaan. Namun alamat situs porno itu juga dapat diminta langsung kepada komunitas internet sehat di Australia, AS, dan negara-negara lain.
"Kalau memblokir secara teknologi, kita sebenarnya mampu melakukan. Tapi hal itu akan kita lakukan secara bertahap, karena dana untuk itu sangat besar. Masalahnya, kita harus melakukan mulai sekarang, meski sedikit demi sedikit," katanya dikutip Antara.
Yang cukup mencengangkan, sebagaimana dikutip situs TopTenReviews.com, Indonesia masuk dalam kategori jawara dalam urusan 'esek-esek'. Dari statistik yang dikumpulkan oleh TopTenReviews.com, pada 2006 Indonesia ternyata pada urutan ke-7 sebagai negara yang pengguna internetnya paling kerap mengetikkan kata "sex" di search engine.
Indonesia berada di posisi ke-3 setelah Vietnam dan India untuk kategori negara pengakses situs seks terbanyak. Kemudian untuk kategori kota, data per 30 hari terakhir berdasarkan Google Trends menegaskan bahwa Jakarta ternyata menduduki posisi ke-2, setelah Delhi di India.
Sementara itu, menyangkut rencana pemblokiran pemerintah terhadap situs porno, kemungkinan hanya sebagian. Alamat situs masih tetap bisa dibuka oleh para pengguna internet. Sebab, pemblokiran hanya efektif untuk situs-situs yang menggunakan server di Indonesia. Untuk situs dengan server di luar Indonesia, pemblokiran akse situs porno sulit dilakukan.
Cara paling efektif memblokir akses situs porno yang menggunakan server dari luar Indonesia, tambah dia, adalah menginstal piranti lunak yang telah disiapkan Menkominfo. [cha, berbagai sumber/www.hidayatullah.com]
0 Komentar