Di kediamannya di Jakarta, Tahir Harahap memiliki beberapa koleksi berharga seperti kumpulan manuskrip Islam klasik yang ditemukan di sebuah gua di wilayah terpencil di Jawa Tengah, yang dapat menguak sisi tersembunyi dari sejarah Islam di Indonesia.
Manuskrip ini dulunya merupakan milik seorang guru agama Islam di salah satu pesantren di Jawa tengah," papar Tahir, 70 tahun, kepada IslamOnline.net.
"Saya mendapatkannya dari seseorang pada tahun 1985 melalui barter," lanjutnya.
Harta yang tak ternilai ini kebanyakan berupa manuskrip, buku-buku dan salinan dari mushaf Alquran tulisan tangan, yang berumur ratusan tahun lebih.
Terdapat juga delapan puluh buku dan manuskrip ilmu Fiqh, tafsir, sejarah Islam, sastra dan buku pelajaran bahasa Arab.
Dokumen lainnya berisi kumpulan khutbah Jumat dan ceramah umum.
Manuskrip-manuskrip tersebut ditulis dalam berbagai bahasa daerah seperti, Melayu, Madura, Sunda, dan Jawa.
Sebagian juga ada yang ditulis dalam bahasa Arab termasuk salah satu dari 22 eksemplar Alquran, yang dibuat pada abad keenambelas.
"Saya yakin Alquran ini asli dari Arab," kata Tahir, sambil memperlihatkan secara hati-hati Alquran tua yang berwarna kecoklat-coklatan.
Halaman kedua dari salinan Alquran tersebut tertulis tanggal penulisan pada tahun 895 Hijriah.
Indonesia yang merupakan negara di Asia tenggara dengan populasi sekitar 220 juta penduduk, 85% nya adalah muslim.
Harta Karun Nasional
Menyadiri pentingnya manuskrip kuno yang ia miliki, Tahir merasa berkewajiban untuk menyerahkan koleksinya ke museum manuskrip Islam Indonesia yaitu museum Baitul Quran.
"Sebelum saya mati, saya akan menyumbangkan dokumen dan manuskrip yang saya miliki ini ke museum untuk kepentingan Islam dan ilmu pengetahuan," ujar pensiunan PNS ini.
Dia telah menghubungi Departemen Agama yang kemudian mengirim tim peneliti ke rumahnya untuk memeriksa manuskrip-manuskrip yang ia miliki.
Namun setelah mengkopi dan mendata dokumen-dokumen tersebut, para peneliti memutuskan untuk meninggalkannya.
"Untuk saat ini kami hanya mendokumentasikan semua manuskrip tersebut sampai kami memiliki ruangan yang tepat untuk menempatkan semua manuskrip itu," kata ketua peneliti, Alfan Firmantom, kepada IslamOnline.net.
"Kami akan membiarkan si pemilik manuskrip supaya tetap menjaga dokumen bersejarah itu."
Menurut Alfan Tahir, kasus Tahir tersebut tidak begitu unik, karena banyak sekali di Indonesia yang juga memiliki dan menyimpan manuskrip yang bisa mengungkapkan sejarah tersembunyi dari warisan dan sejarah Islam nusantara.
"Sebagai contoh, sejarah mengatakan kepada kita bahwa kedatangan Islam pertama kali ke Indonesia pada abad 13. Akan tetapi kami menemukan fakta lain yang menunjukkan para pedagang Muslim telah berada di Barus Sumatera Utara sejak abad ketujuh."
Departemen kebudayaan telah melakukan penelitian dari tahun 2003 sampai 2005 yang menemukan sekitar 300 manuskrip Islam yang tersebar di tangan para kolektor.
"Ini bukti bahwa Islam telah menjamur secara luas di seluruh Nusantara," ujar Alfan.
Bagi Tahir sendiri, merupakan suatu kebahagian yang tiada taranya dapat memiliki dan menjaga manuskrip-manuskrip tersbeut.
"Sebagai seorang Muslim, merupakan kewajiban saya untuk merawat dan menjaga warisan Islam," ujarnya.
"Jujur, saya merasa mendapatkan berkah dari Allah dengan merawat manuskrip-manuskrip ini." imbuhnya.taq/iol
0 Komentar