Salah satu lengan Mu’min al-Qasrawi, seorang bayi Palestina berusia 10 bulan, remuk dan tubuhnya memar-memar karena terjepit conveyor belt di pos pemeriksaan militer Israel di dekat Masjid al-Aqsha. Ibu Mu’min mengatakan bahwa dia sedang menuju Masjid al-Aqsha untuk shalat dan harus menjalani pemeriksaan, ketika tangan bayi itu masuk dan terjepit conveyor belt itu.
Tentara-tentara Israel yang bertugas membiarkan saja mesin itu terus menjepit si bayi, dan bukannya segera mematikan mesin itu sebagaimana biasanya. Mu’min kini dirawat di Rumah Sakit Maqasid di Al-Quds, demikian diberitakan oleh Palestinian Information Center (PIC).
Sementara itu, berbagai pelanggaran hak asasi manusia terus dilakukan oleh penjajah Zionis Israel. Pada hari Selasa lalu, tentara-tentara Israel menculik tujuh orang warga Palestina di Al-Khalil, termasuk seorang perempuan muda bernama Ayat Abu Markhiya yang mereka tahan di salah satu pos pemeriksaan militer. Berbagai barang milik pribadi ketujuh warga Palestina itu dirampas Israel.
Kekerasan juga dilakukan oleh para pemukim Yahudi. Mereka melempari mobil-mobil Palestina yang melewati daerah Nablus selatan sehingga memecahkan kaca-kaca jendela dan menyebabkan berbagai kerusakan lain.
--
NASIRAH (Nazareth)--Dinas intelijen Zionis Israel, Shin Bet, memperlakukan anak-anak Palestina yang mereka tawan dengan kasar dan sewenang-wenang, demikian dilaporkan The Defense for Children International (DCI).
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) ini menggambarkan berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Shin Bet terhadap anak-anak yang mereka tangkap bahkan karena pelanggaran kecil sekali pun terhadap para pemukim Yahudi.
Belum lama ini Shin Bet menahan dua anak dari kota Usaira yang dicurigai terlibat dalam insiden kebakaran di dekat permukiman Yahudi Yitzhar di Tepi Barat, lalu memenjarakan mereka selama tiga pekan di markas Shin Bet di Petah Tikva.
Anak-anak yang berusia 15 dan 16 tahun itu diciduk dari rumah mereka di Asira, lalu digelandang dengan tangan terborgol dan mata diikat dengan penutup mata. Mereka dikurung di sel isolasi yang tidak berjendela dan berventilasi selama seminggu penuh namun kemudian dibebaskan tanpa dakwaan apapun dan tanpa dibawa ke pengadilan terlebih dahulu.
Menurut kedua anak itu, selama tiga pekan ditahan, mereka jarang diberi makan dan hanya diizinkan keluar dari sel selama satu setengah jam per hari untuk menghirup udara segar.
Hanya satu kali keluarga mereka diizinkan berkunjung selama mereka dalam penahanan, itu pun tanpa boleh berbicara langsung dengan mereka. “Salah satu penjaga penjara, panggilannya ‘Jihad’, mengancam akan menyetrum kami dengan listrik jika kami tidak mau mengakui dakwaan yang dituduhkan kepada kami,” tutur mereka.
Shin Bet membebaskan kedua anak itu setelah terbukti bahwa mereka sebenarnya tengah berada di sekolah, saat kebakaran di daerah pemukiman Yahudi itu terbakar.
0 Komentar