Di Negara di mana komunis hidup, produk-produk “porno” dan berbau seronok begitu tegas dilarang dan diberantas. Indonesia, harusnya lebih tegas darinya
Hidayatullah.com--Maraknya tayangan yang dianggap tidak senonoh membuat pemerintah Tiongkok turun tangan. Mereka menggalakkan kampanye penarikan produk audio dan video vulgar selama tiga bulan terakhir.
Dalam kampanye itu, pemerintah mengimbau produser agar berhenti membuat produk audio-video vulgar serta menarik produk-produk semacam itu dari pasaran. Batas waktunya adalah 15 Januari mendatang. Salah satu produk yang dimaksud dalam kampanye tersebut adalah item yang menggunakan bahasa-bahasa tak senonoh dan gambar wanita telanjang untuk promosinya.
"Beberapa produk audio dan video itu dibuat secara kasar dan berisi materi berselera rendah," kata badan administrasi pers dan penerbitan Tiongkok dalam situs mereka.
Untuk menyukseskan kampanye tersebut, tempat-tempat pemeriksaan akan dibangun di seluruh penjuru negeri. Perusahaan yang tertangkap serta terbukti tetap memproduksi dan menjual produk semacam itu akan menerima sanksi. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut mengenai sanksi tersebut.
Meski baru tiga bulan dikampanyekan, program pemerintah itu sudah memakan korban. Minggu lalu, pemerintah telah menarik sebuah film berisi adegan seksual dari bioskop-bioskop dan mencabut izin pihak produsen selama dua tahun. Film berjudul Lost in Beijing tersebut bercerita tentang memburuknya moral akibat pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang sangat pesat. Film itu dilarang beredar oleh pemerintah karena dianggap menyebarkan pesan yang tidak sehat. [ap/afp/Xinhua/jp/www.hidayatullah.com]
0 Komentar