Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Penanda Arah Masjid di Korea



Ragam Etnis Komunitas Muslim Korea
By Republika Newsroom
Selasa, 24 Maret 2009 pukul 08:47:00
Font Size A A A
Email EMAIL
Print PRINT
Facebook
Ragam Etnis Komunitas Muslim KoreaKOREAJOURNAL.COM
BUSAN - Setiap kali Ahmad Khan memasuki masjid kecil di sebuah kawasan Korea Selatan ia selalu merasa memiliki ikatan emosi dengan berbagai macam aksen, warna, dan kebangsaan yang mengelilingina. "Kami memiliki beberapa muslim Korea, Indonesia, Malaysia, Uzbekistan. Ada juga muslim dari AS," ujar Haseeb yang tinggal di kota pelabuhan Busan, seperti yang dikutip oleh harian Korean Herarld.

"Kami memiliki jamaah dari 12 hingga 14 negara," ujarnya


Di negara mayoritas pemeluk Budha itu, komunitas Muslim biasanya ditandai dengan beragam jenis ras dan etnis.

Komunitas itu juga memiliki warga Korea asli, keturunan dari orang-orang yang memeluk Islam saat perang Korea berlangsung.

Juga terdapat puluhan ribu pekerja asing dang migran dari Asia Tenggara dan Asia Selatan serta penjuru dunia.

Haseeb sendiri adalah pengusaha keturunan Pakistan yang telah tinggal di Korea Selatan selama hampir 10 tahun. Ia pun menandai jika komunitas Muslim di kota metropolitan ia tinggal semakin berkembang.

"Muslim sekarang tengah berupaya membuka sekolah Islam untuk mengakomodasi anak-anak mereka," ujarnya

"Kami mencoba membuka sekolah kecil di Busan," tekan Haseeb seraya menambahkan jika pasangan Muslim di sini ingin anak-anak mereka mendapat pendidikan Islam.

Menurut Federasi Muslim Korea (KMF), organisasi didirikan pada 1967, ada sekitar 120 ribu hingga 130 ribu Muslim yang tinggal di Korea Selatan, baik warga asli maupun asing.

Mayoritas populasi Muslim merupakan pekerja migran asal Pakistan dan Bangladesh. Sementara pemeluk Islam asli Korea diperkirakan berjumlah sekitar 45 ribu orang.

Masjid-masjid.

Ada satu hal yang mengikat berbagai macam ras dalam komunitas Muslim Korea Selatan selalu lebih dekat, yakni Masjid. Haseeb mengingat saat ia pertama kali datang, kala itu tak banyak masjid di Negara Gingseng tersebut,

Kini terdapat masjid hampir di berbagai lokasi di penjuru negara, "Kami memiliki lebih banyak masjid sekarang," ujar Haseeb.

Masjid terbesar adalah Masjid Agung Seoul di distrik ibu kota, Itaewon. Sedangkan masjid-masjid lebih kecil hampir dapat ditemukan di seluruh kota besar negara itu.

"Kami memiliki lebih ari 10 masjid di kota-kota seperti Gwangju, Busan, Daegu," kata Haseeb.

Ia menjelaskan bagi Muslim masjid bukan hanya sekadar tempat untuk beribadah. "Terutama salat Jumat dapat menyatukan orang. Setelah ibadah mereka sering berkumpul untuk menjadikan komunitas lebih baik, mereka ngobrol, berbicara dan mendengarkan," ujarnya.

"Salah satu contoh sederhana, jika ada salah satu yang sakit, mereka mengatur untuk menjenguk ke rumah sakit bersama, atau jika ada orang membutuhkan bantuan, mereka mengorganisir untuk memberi bantuan," papar Haseeb.

Masjid-masjid itu, menurut Haseeb juga berperan besar bagi mereka yang ingin tahu tentang Islam, sebab didalamnya terdapat kantor pengelola dengan berbagai fasilitas seperti buku-buku, dan material audio untuk mereka yang ingin belajar tentang Islam.

"Mereka bisa mendapat itu semua dengan gratis," kata Haseeb.

Posting Komentar

0 Komentar