Agar peristiwa di Lombok Barat tak terulang, anggota Al Ittihad Al Alami li Al Ulama Al Muslimin minta mengedepankan kelembutan
Agar peristiwa perusakan rumah Jamaah Salafi di Lombok Barat tidak terulang lagi, anggota Al Ittihad Al Alami li Al Ulama Al Muslimin (Ikatan Ulama Muslim Internasional) menasehiti agar mengedepankan kelembutan dalam berhubungan dengan madzhab lain.
Pernyataan ini disampaikan Dr. Muhammad Sa’di, anggota Al Ittihad Al Alami li Al Ulama Al Muslimin (Ikatan Ulama Muslim Internasional) cabang Mesir saat dihubungi redaksi www.hidayatullah.com.
Al Ittihad juga ikut memberikan nasehat kepada umat Islam secara umum, hingga peristiwa di Lombok Barat tidak terulang kembali.
”Syari’at yang hanif ini telah memerintahkan kita untuk lemah lembut kepada non-Muslim, apalagi terhadap sesama Muslim. Di dalam As Shahihain, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ’Sesungguhnya Allah Maha lemah lembut dan menyayangi kelembutan,’” ungkap Syeikh Muhammad Sa’di.
Syeikh Sa’di juga menyitir beberapa hadits lain yang menganjurkan agar umat Islam menyikapi masalah khilaf dengan lemah lembut.
“Sesungguhnya Allah Maha lemah lembut dan mencintai kelembutan di semua persoalan. Lemah lembut tidak akan ada pada sesuatu kecuali menghiasainya, tapi jika ia hilang darinya, maka itu mencacatinya,” ujarnya. Beliau juga mengutip sabda Rasulullah yang berbunyi, ”Barang siapa mengharamkan kelemah-lembutan, maka Allah mengharamkan kepadanya segala kebaikan.”
Menurut beliau, jika terjadi khilaf, maka hendaknya semua pihak menyelesaikan dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Jika salah satu memiliki dalil qath’i, maka itu yang harus diamalkan, akan tetapi ketika kedua-duanya memakai dalil dhanni, maka hendaknya kedua pihak toleransi satu sama lain. Dengan demikian, penyelesaian masalah khilaf dengan mPolisi Meleraienggunakan fisik akan terhindar.
Sebagaimana diketahui, bahwa Al Ittihad Al Alami li Al Ulama Al Muslimin, adalah organisasi perkumpulnya ulama Islam internasional, yang diketuai oleh Dr. Syeikh Yusuf al-Qaradhawi. Al Ittihad memiliki peran yang cukup aktif di dunia Islam. Saat pembantaian Gaza terjadi. Utusan organisasi ini ikut berkeliling ke negara-negara Arab untuk menemui para pemimpinnya, hingga terjadilah pertemuan Qatar.
Beberapa minggu ini, utusan organisasi ini sedang berada di Mogadisyu, Somalia, untuk menjadi penengah dalam pembicaraan damai antara kelompok faksi perjuangan yang sedang bertikai di wilayah itu.
Sebelum ini, Ketua MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin mengatakan kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi. Menurut Ma’ruf, peristiwa terjadi akibat sifat egoisme beberapa kelompok yang berbeda pandangan. [tho/www.hidayatullah.com]
0 Komentar