Mantan Presiden Sudan Jaafar Nimeiri, yang membawa hukum Islam ke Sudan dan menjadi seorang sekutu dekat AS - sebelum dia digulingkan dalam sebuah kudeta militer pada 1985, meninggal pada umur 79 tahun pada Sabtu kemarin, kata pejabat pemerintah.
"Kami sudah memperkirakan akan tibanya waktu ini, dia telah lama menderita sakit. Hari ini dia wafat," kata asisten kepresidenan Magdi Abdul Aziz kepada Reuters.
Nimeiry akan dimakamkan pada hari Minggu ini di kembaran kota Khartoum yaitu Omdurman, di mana dia dilahirkan pada Januari 1930, televisi milik pemerintah mengatakan, mengutip sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan.
Nimeiri menduduki kekuasaan pada tahun 1969 dalam sebuah kudeta yang mengakhiri 5 tahun pemerintahan yang korup dan ekonomi yang berantakan.
Dia menghabiskan waktu selama 16 tahun sebagai pemimpin sudan sampai akhirnya ia sendiri terguling dari kekuasaannya pada tahun 1985 dan mendapatkan suaka politik di Mesir.
Nimeiri memulai kekuasaannya sebagai seorang pengagum pemimpin sayap kiri presiden Mesir Jamal Abdul Nasser namun seiring berjalannya waktu ia akhirnya menjadi sekutu dekat AS, menghancurkan pemberontakan oleh kelompok-kelompok Islam dan kelompok kiri.
Nimeiri menerapkan hukum Islam di Sudan pada tahun 1983, sebuah tindakan kamuflase untuk mendapatkan dukungan dari umat Islam untuk melawan pemberontakan Kristen di Selatan Sudan.
Perekonomian Sudan anjlok dalam masa pemerintahannya, masyarakat Sudan mengantri panjang untuk mendapatkan bahan bakar dan kebutuhan pokok sehari-hari.
Diawal tahun 1985 masalah tesebut semakin parah ditambah dengan utang luar negeri sebesar 9 Miliar Dollar.
Ketika ia berkunjung ke Washington untuk meminta bantuan kepada pemerintah AS, kekacauan dan huru hara terjadi di Sudan yang mengarah kejatuhan pemerintahannya.
Setelah masa pemerintahan sipil berakhir, Sudan diperintah oleh Umar Hasan Al-Basyir yang mengambil alih kekuasaan pada tahun 1989.
Nimeiri kembali ke sudan pada tahun 1999 setelah 14 tahun dalam pengasingannya di Kairo dan membuat sebuah seruan untuk persatuan nasioanl namun ia hanya memainkan peranan kecil di perpolitikan Sudan setelah kepulangannya.(fq/aby)
0 Komentar