Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Kapitalisme, IMF, dan Bank Dunia Digugat di PBB


PBB, New York (ANTARA News/Reuters) - Presiden Ekuador yang berhaluan kiri Rafael Correa, Kamis, menuding kapitalisme sebagai penyebab krisis keuangan global dan mendesak dihapuskannya Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

Kecaman terhadap IMF dan lembaga-lembaga Bretton Woods lainnya yang didirikan selama Perang Dunia Kedua menjadi suasana umum dalam sidang tiga hari membahas krisis ekonomi di Majelis Umum PBB.

Bretton Woods adalah satu tempat di negara bagian New Hampshire, AS, dimana 730 delegasi dari 44 negara berkumpul pada Juli 1944 untuk membangun sistem perekonomian dunia yang menjadi cikal bakal lahirnya Bank Dunia dan IMF.

"Membadut kepada sistem Bretton Woods yang tidak bisa kita kendalikan, adalah sia-sia saja bagi negara-negara (berkembang)," kata Correa pada satu pidato di hari kedua konferensi PBB itu.

Oleh karena, reformasi IMF dan Bank Dunia bukanlah solusi yang cukup karena dunia kini menghadapi satu krisis yang berbeda dari krisis sebelumnya yang diprovokasi kapitalisme, tambahnya.

Jika lembaga-lembaga Bretton Woods tidak dihapus, maka lembaga-lembaga itu mesti diubah dan kewenangannya di negara-negara miskin dikurangi. Sebaliknya, PBB harus diberikan otoritas dan kekuasaan lebih besar dalam memutuskan soal keuangan.

Sebelumnya pada konferensi hari pertama Menteri Perdagangan Kuba Rodrigo Malmierca Diaz menyatakan IMF dan Bank Dunia telah menyengsarakan bangsa-bangsa seluruh dunia dan harus dihapus.

Pertemuan PBB ini sedianya diselenggarakan pada 1-3 Juni namun Presiden Majelis Umum PBB Miguel D'Escoto, seorang kiri dan mantan menteri luar negeri Nikaragua, memundurkannya ke minggu ini karena ada perdebatan seputar draft proposal reformasi sistem keuangan dunia.

Sekitar sepertiga dari 192 negara anggota Majelis Umum PBB turut serta dalam konferensi yang rencananya akan mengadopsi satu dokumen draft mengenai proposal reformasi sistem keuangan yang oleh para diplomat disebut hampir disepakati tanpa syarat.

Proposal final yang semula dipersiapkan oleh D'Escoto namun kemudian ditolak negara-negara Barat karena terlalu radikal, termasuk seruan reformasi IMF.

Namun satu-satunya reformasi khusus yang diseru proposal ini adalah bahwa kekuatan mengambil kebijakan dari negara-negara berperekonomian berkembang dan negara berkembang akan ditingkatkan pada pengkajian kembali perimbangan suara IMF awal 2011 nanti.

Penghapusan Utang

Peraih Nobel ekonomi sekaligus penasihat D'Escoto, ekonom Joseph Stiglitz, berkata pada wartawan bahwa negara-negara maju mengakui banyak masalah berat sehingga mereka mulai melakukan reformasi.

"Pandangan pribadiku adalah bahwa tampaknya akan banyak gejolak di masa mendatang dan itu akan menjadi sangat menyulitkan pulihnya pertumbuhan ekonomi sampai setidaknya kita melakukan beberapa reformasi," kata Stiglitz.

Salah satu wilayah perdebatan konferensi adalah pembentukkan alternatif cadangan mata uang global di luar dolar AS dimana Stiglitz mengatakan reformasi sistem rezim mata uang menjadi bagian dari proses reformasi itu.

Draft yang rencananya akan diadopsi seluruh delegasi peserta konferensi Jumat waktu AS (Sabtu WIB) ini juga menyerukan peningkatan bantuan dan penghapusan utang untuk negara-negara miskin serta pengawasan lebih ketat terhadap "hedge fund" (spekulan keuangan) dan produk-produk keuangan derivatif, serta mengingatkan ancaman proteksionisme perdagangan.

Draft ini juga berisi peningkatan kerjasama antara PBB dan lembaga-lembaga keuangan global, namun tidak menyebut secara khusus apa yang sesungguhnya diperlukan dunia. Draft ini juga tidak berisi terobosan terhadap proses itu, seperti diinginkan kebanyakan negara miskin.

Sejumlah delegasi termasuk AS dan Uni Eropa, berencana mengeluarkan pernyataan setelah proposal ini dikemukakan dan akan menunjukkan sikap mereka yang tidak mendukung semua isi dokumen draft, aku seorang diplomat PBB yang menolak menyebutkan jati dirinya.

Kebanyakan delegasi telah menyuarakan perlunya mereformasi IMF dan Bank Dunia, namun wakil-wakil negara maju di Barat menolak gagasan penghapusan kedua lembaga itu.

"Lembaga-lembaga Bretton Woods tidak lagi populer dan sudah tidak begitu penting," kata menteri urusan Afrika Kerajaan Inggris, Malloch Brown.

Meskipun pertemuan PBB ini diperlakukan setingkat KTT, tidak ada satu pun pemimpin Barat yang menghadirinya dan hanya sedikit presiden dan perdana menteri yang hadir, kebanyakan dari Amerika Latin dan Karibia. Negara-negara lainnya hanya mengirimkan delegasi yang lebih rendah dari itu.

Para diplomat Barat mengatakan ketidakhadiran banyak pemimpin dunia di konferensi itu sebagai bentuk ketidakpuasan atas cara D'Escoto menyelenggarakan perhelatan itu. (*)

Posting Komentar

0 Komentar