Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Netanyahu: Tidak Ada Pengadilan Kejahatan Perang bagi Orang Israel


Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berjanji tidak akan membiarkan para pemimpin atau prajurit Israel menjalani pengadilan untuk tuntutan kejahatan perang. Hal tersebut diungkapkannya menanggapi adanya laporan soal kejahatan perang di Gaza.

Pernyataan Netanyahu yang berapi-api dalam pembukaan sidang parlemen Israel, Senin (12/10), tersebut mencerminkan kesulitan yang kini sedang menghantui para pemimpin Israel. Mereka terdesak setelah sebuah komisi PBB menuduhnya telah sengaja menyerang para penduduk sipil Gaza saat Israel membombardir mereka dengan serangan masif akhir tahun lalu.

"Laporan menyimpang ini, yang juga ditulis oleh komite yang menyimpang, telah menghalangi hak Israel untuk membela dirinya sendiri. Laporan ini justru membela tindakan terorisme dan mengancam perdamaian. Israel tidak akan mengambil resiko menyepakati perdamaian jika tidak dapat melindungi dirinya sendiri," kata Netanyahu berapi-api.

Laporan PBB, yang dikumpulkan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh mantan jaksa kejahatan perang, Richard Goldstone, menuduh Israel dan Hamas melakukan kejahatan perang dan aksi kriminal terhadap kemanusiaan.

Laporan tersebut lebih spesifik menuduh Israel telah menggunakan kekuataan yang tidak proporsional, dengan sengaja menyerang penduduk sipil serta menghancurkan infrastruktur sipil, dan menggunakan orang sebagai perisai. Laporan tersebut juga menuduh Hamas dengan sengaja menyerang penduduk sipil serta menyebarkan teror melalui serangan roket.

Para pejabat Israel di parlemen tersebut menuduh laporan tersebut serta membela diri dengan mengatakan bahwa negarinya hanya memiliki sedikit pilihan utuk melawan Hamas, yang disebut mereka sebagai militan. Mereka juga menyalahkan Hamas atas banyaknya jumlah korban penduduk sipil, dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menggunakan area penduduk sipil selama berperang.

Akan tetapi bagaimanapun, Goldstone memiliki surat kepercayaan diplomatik sebagai ahli hukum Afrika Selatan yang dihormati dimana-mana. Ditambah lagi, ia adalah seorang Yahudi dan pernah mendukung Israel di masa lalu. Hal tersebut membuat Israel sukar menyangkal klaim yang diberikannya tersebut.

Senin itu, Netanyahu menyangkal laporan Goldstone tersebut dengan marah. "Kebenarannya jelas berlawanan. Para pemimpin Israel dan pasukannya hanya melindungi warga Israel dari kejahatan perang. Oleh karena itu kami tidak akan memperbolehkan Ehud Olmert, Tzipi Livni, dan Ehud Barak, yang mengirimkan putra-putra kami ke medan peperangan, menghadiri pengadilan internasional di Den Haag," tutur Netanyahu. ap/nan/taq

Posting Komentar

0 Komentar