Dunia saat ini sedang tersihir dengan film '2012'. Tak hanya di dunia tapi juga di Indonesia. Antrian panjang pun terjadi di bioskop-bioskop yang memutar film tentang kiamat yang melanda bumi.
Namun bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang film yang dibintangi John Cusack adalah tontonan yang menyesatkan. Film itu tak pantas ditayangkan.
"Film itu tidak pantas untuk ditayangkan, karena dapat mempengaruhi pemikiran orang," kata Ketua MUI Kabupaten Malang KH Mahmud Zubaidi kepada wartawan saat ditemui di rumahnya Jalan Raya Pakisaji, Senin (16/11/2009).
Menurut Zubaidi, sebagai orang islam memang seharusnya mempercayai adanya hari kiamat. Namun, untuk kepastian terjadinya merupakan kuasa dari yang maha kuasa.
Mahmud mengimbau kepada kaum muslim untuk tidak mempercayai gambaran hari kiamat yang difilmkan sesuai dengan kalender Maya kuno yang meramalkan terjadinya bencana pada saat titik balik matahari di musim dingin tahun 2012.
"Kapan hari kiamat itu terjadi merupakan kuasa dari sang pencipta. Jadi kita tidak boleh menentukan hari itu. Jika ada seperti itu, maka itu menyesatkan," tuturnya.
Tiga Hari Habis Trilyunan
Film bertema kiamat '2012' diluncurkan secara serentak di seluruh dunia pada Jumat 13 November 2009. Film besutan sutradara Hollywood, Roland Emmerich itu lantas jadi fenomenal.
Penonton rela antri dan berdesak-desakan demi menonton film yang dilatarbelakangi akhir penanggalan Bangsa Maya pada 2012, yang dihubungkan dengan hari akhir dunia.
Antrian panjang penonton juga berarti pundi-pundi uang. Dalam tiga hari penayangan, uang senilai US$ 65 juta, berhasil dikumpulkan. Itu hanya di Amerika Serikat.
Sementara di seluruh di dunia, '2012' diperkirakan menghasilkan tak kurang dari US$ 225 juta. Dibandingkan dengan ongkos produksi yang sebesar US$ 200 juta, '2012' dipastikan untung besar.
Kiamat tak hanya ditunjukan dalam '2012', kekhawatiran besar atas nasib umat manusia juga ditunjukan dalam film-film anyar 'The Road' dan 'The Book of Eli'.
Kekhawatiran atas kehancuran dunia akibat pemanasan global, perang Irak dan Afganistan, ancaman teroris, dan kehancuran ekonomi, akan terus diolah dalam film.
0 Komentar