Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Meredam Radikalisme dengan Channel Alquran


ALJIER--Isu radikalisme masih menjadi wacana penting bagi Pemerintah Aljazair. Bukan hanya karena trauma 'perang sipil', melainkan perhatian besar terhadap soal radikalisme ini juga mencuat seiring masuknya Aljazair dalam 14 negara yang diawasi khusus oleh AS, terkait isu terorisme.

Menteri Agama Aljazair, Bouabdallah Ben El Hadj Mohamed Al Ghlamallah, mengungkapkan, salah satu penyebab utama munculnya radikalisme adalah gejolak perang di Afghanistan. Menurut dia, sebagian warga Aljazair ikut terlibat dalam perjuangan Afghanistan.

Yang saat itu, ujar Ghlamallah, didukung AS untuk mengusir Uni Soviet. Saat kembali dari Afghanistan, mereka kemudian menjadi salah satu kelompok penting yang mengembangkan gerakan radikal. Lalu, bagaimana cara pemerintah setempat mengatasi radikalisme ini?

Ghlamallah mengatakan, pendidikan agama digiatkan untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai ajaran Islam. Menurut dia, masjid, madrasah, dan pusat-pusat kajian Islam memegang peran yang sangat penting dalam program tersebut.

''Hanya dengan menyebarkan pemahaman yang benar tentang Islam, masyarakat akan sulit untuk ditarik ke dalam gerakan-gerakan radikal,'' kata Ghlamallah, Senin (25/1). Pemerintah juga memberikan amnesti kepada warganya yang tak terbukti terlibat aksi terorisme.

Mereka dibebaskan dari segala hukuman dan direhabilitasi namanya. Sebaliknya, mereka yang terlibat dalam aksi pembunuhan massal, diproses melalui jalur hukum. Pemerintah Aljazair pun menempuh langkah lain yang terbilang maju dalam menyebarkan ajaran Islam yang benar.

Langkah ini dilakukan Pemerintah Aljazair dengan membuka channel (saluran) televisi khusus Alquran. Menteri Informasi dan Komunikasi Aljazair, Azzedin Mihoubi, menyatakan, saluran ini sudah mengudara selama setahun terakhir. Hasilnya, menurut dia, sudah mulai terasa.

Saluran Alquran ini, jelas Mihoubi, memang khusus menyiarkan berbagai hal yang terkait dengan ajaran kitab suci tersebut. Selain diisi dengan kajian-kajian tentang penafsiran ayat Alquran, saluran ini juga menyajikan dialog keislaman.

Di sisi lain, saluran ini pun mengudarakan bacaan Alquran untuk didengarkan oleh seluruh masyarakat. Mihoubi mengungkapkan, siaran ini tak hanya melibatkan para wartawan senior, tapi juga para ulama untuk menjelaskan isi Alquran dengan baik.

Para ulama mendapatkan tugas menyampaikan fatwa-fatwa yang terkait problem kemasyarakatan, dengan bahasa yang bisa dipahami audiens. Saluran Alquran ini seperti menjadi oase di tengah serbuan tayangan televisi yang meninggalkan norma-norma agama.

Dengan perangkat parabola, saat ini warga Aljazair bisa mengakses lebih dari 1.000 siaran televisi. Menurut perkiraan Mihoubi, saat ini hanya sekitar 10 persen dari seluruh saluran televisi di wilayahnya, yang mengudarakan tayangan acara bermutu.

''Sedangkan sisanya, mirip kios dagang,'' kata Mihoubi di kantornya, di Algiers, Aljazair. Sebagian televisi di Aljazair yang diakses lewat parabola memang menyajikan tayangan yang tak 'menyehatkan'. Bukan hanya tayangan yang mengumbar aurat, melainkan juga gaya hidup hedonis.

Lewat parabola ini, masyarakat bisa mengakses siaran-siaran televisi di dunia Arab, Eropa, juga televisi-televisi Amerika. Mihoubi menambahkan, selain untuk meredam radikalisme, saluran Alquran juga menjadi pengimbang bagi tayangan-tayangan yang kurang bermutu itu.

Saluran Alquran merupakan bagian dari aktivitas dari stasiun televisi milik pemerintah. Saat ini, Mihoubi menyatakan, televisi milik pemerintah mempunyai saluran dan salah satunya bisa ditangkap tanpa melalui parabola.

Menurut Mihoubi, saluran ini disebut sebagai saluran induk. Sedangkan empat saluran lainnya adalah saluran Arab, saluran untuk warga Prancis dan sekitarnya, saluran Alquran, serta saluran khusus berbahasa Tamasigh, yaitu bahasa asli warga Aljazair.

Mihoubi menjamin, Pemerintah Aljazair memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus mendukung keberadaan saluran Alquran. Menurut dia, konstitusi negara sangat memperhatikan permasalahan agama.''Keberadaan saluran ini tak bisa diperdebatkan lagi,'' katanya menegaskan.

Masyarakat Aljazair, imbuh Mihoubi, mulai merasakan hasil dari siaran melalui saluran Alquran tersebut. Saat ini, warga setempat bisa mengembangkan dialog mengenai berbagai persoalan hidup yang harus diatasi dengan kembali kepada Alquran. Menurut Mihoubi, melalui dialog intensif, semangat untuk mengembangkan tindak kekerasan bisa diredam.

Posting Komentar

0 Komentar