PROF. Regina Ganter, Sejarawan dari University of Griffith, Brisbane,
Australia, belum lama ini meriset Suku Aborigin Marege yang berbahasa
Melayu Makasar di Tanah Arnhem, Darwin - Australia Utara.
Dalam riset tersebut, menunjukan bukti sejarah yang menakjubkan,
diantaranya tentang masuknya Islam ke Australia, yang ternyata lebih
awal 200 tahun dari catatan Sejarah resmi Australia.
Sejarah resmi Australia, sepertinya segera direvisi. Selama ini,
Australia mencatat kedatangan Islam di benua itu pada era kolonial
Inggris tahun 1850-an ternyata keliru.
Penelitian terbaru membuktikan bahwa Islam sudah masuk ke Australia
pada 1650-an. Bahkan yang nakjubkan, adanya jejak prajurit Islam
Majapahit dengan ditemukannya koin Gobog Wayang dan koin Emas Majapahit
yang dahulu digunakan oleh Suku Aborigin Marege.
Prof. Regina mendapati bukti bahwa komunitas Muslim Aborigin berasal
dari Kerajaan Gowa Tallo, Makasar, Sulawesi Selatan, Indonesia, sudah
ada sejak 1650-an dan menyebarkan agama Islam di Australia Utara hingga
ke desa Kayu Jawa di Australia Barat.
Menurut prof. Regina: “Sejak masa Sultan Hasanuddin (1653-1669),
kapal-kapal phinisi menguasai Teluk Carpentaria – Darwin untuk mencari
Tripang. Kemudian pendatang muslim ini berinteraksi dengan Suku
Aborigin, dan beranak pinak hingga melahirkan Suku Aborigin Marege yang
berbahasa Melayu”.
Hal ini dibenarkan pula oleh Direktur Unit Kajian Islam University of
Griffith (GIRU), Dr.Mohamad Abdalla.
“Sejarah resmi Australia tentang
kedatangan pemukim muslim sejak 1850-an, seharusnya segera direvisi
dengan adanya riset terbaru yang menunjukan bahwa orang-orang Makasar
dari Indonesia sejak 1600-an datang ke benua ini untuk mencari tripang
dan menyebarkan agama Islam di Australia Utara” Ujarnya.
Melalui konfrensi internasional bertajuk: Tantangan Peluang Islam dan
Barat; Kasus Australia, yang diselenggarakan oleh GIRU pada Maret 2010
yang lalu. Hasil riset terbaru itu, membuka tabir sejarah yang nyaris
luput dari perhatian publik dan dunia internasional.
0 Komentar