Awal Ramadhan pada tahun 2013 ini , Sebagian besar dari negara-negara Muslim telah mengumumkan awal Ramadhan jatuh pada hari Rabu, 10 Juli 2013 .
Arab Saudi, Kuwait, Qatar , Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir Palestina, Sudan , Yordania, Yaman mengatakan bahwa awal Ramadhan jatuh pada tanggal 10 Juli 2013. Begitupun Negara negara di Eropa , Australia dan Asia Tenggara menyatakan hal yang sama.
Menteri Agama Suryadharma Ali mengemukakan, perbedaan awal bulan Ramadhan mungkin saja terjadi. Namun ia mengingatkan, ketika pemerintah sudah memutuskan dan menetapkan, hendaknya semua pihak patuh pada hasil keputusan itu.
“Jadi perbedaan itu sebetulnya tidak bisa dihindari, tetapi manakala pemerintah sudah memutuskan dan menetapkan, hendaknya semua pihak patuh pada hasil keputusan itu,” katanya, Senin (8/7).
Ia mengatakan, pemerintah akan melakukan rapat untuk menentukan awal satu Ramadhan sebagai awal puasa. Sidang Isbath Kementerian Agama, kata Menag, akan dihadiri oleh wakil-wakil organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam, MUI, dan ahli astronomi.
Muhammadiyah pun selaku Ormas Islam yang sudah menentukan awal Ramadhan jatuh pada Selasa (9/7) besok juga diundang hadir dalam sidang Isbath itu.
Mengenai perbedaan yang selalu terjadi di Indonesia, Menteri Agama menjelaskan hal itu mungkin saja terjadi karena kriteria yang dipergunakan oleh sejumlah Ormas Islam berbeda, dan potensi perbedaan itu tetap ada.
“Tetapi apakah ada perbedaan nanti kita lihat setelah sidang isbath dilaksanakan,” pintanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada permulaan awal Ramadhan tahun ini, PP Muhammadiyah telah menetapkan jatuh pada Selasa (9/7) besok.
Pengurus Pusat (PP) Muhammadyah menolak mengikuti seruan Kementerian Agama (Kemenag) untuk memulai ibadah puasa sesuai dengan ketetapan mereka. Muhammadiyah mengklarifikasi, Ulil Amri bukan berarti harus dimaknai pemerintah.
“Ulil Amri itu bukan pemerintah, tapi yang punya otoritas (ahli di bidangnya),” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di kantornya, Menteng, Jakarta, Senin 8 Juli 2013.
Din lantas mengkritik pernyataan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar yang menyebut bila tak taat pemerintah soal awal Ramadan sama dengan tidak taat Ulil Amri. Dia menilai pernyataan itu bukanlah sikap yang bijak, dan tidak punya dasar agama.
“Seyogyanya, Kementerian Agama tidak usah memasuki wilayah keyakinan ini. Karena konstitusi membebaskan kita untuk beragama sesuai keyakinan,” katanya.
Penentuan Ramadan, tegasnya, bukanlah domain pemerintah atau negara. “Tarawih 8 rakaat, atau mau berapa, pemerintah nggak ikut. Ini menimbulkan masalah karena pemerintah ikut campur. Seharusnya tidak perlu rapat isbat,” ucapnya.
Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) menetapkan 1 Ramadhan 1433 Hijriah jatuh pada Rabu (10/7). Penetapan 1 Ramadhan kali ini pun dilakukan PP Persis berdasarkan perhitungan hisab.
Ketua Hubungan Antar Lembaga PP Persis Taufiq Rahman mengatakan, penetapan 1 Ramadhan tahun ini pun sudah diinformasikan kepada seluruh warga Persis se-Indonesia.
”Kami melaksanakan ibadah puasa 1 Ramadhan, Rabu, 10 Juli 2013,” katanya, Senin (8/7) sore, saat ditemui di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan, informasi penetapan 1 Ramadhan ini bahkan telah dipublikasikan di seluruh kalender Persis se-Tanah Air. ”Penetapan awal Ramadhan bahkan hingga 1 Syawal, telah diketahui dari jauh-jauh sebelumnya,” ujarnya.
Taufiq mengatakan, terkait adanya perbedaan penetapan 1 Ramadhan kali ini, Persis mengajak agar seluruh umat Islam saling menghargai. Organisasi Islam ini pun menjelaskan, meski berbeda atas penetapan 1 Ramadhan 1433 Hijriyah, tetapi Persis tetap melaksanakan 1 Syawal 1434 Hijriyah di hari yang sama dengan Muhammadiyah.
”Jadi kami melaksanakan ibadah puasa selama 29 hari,” katanya.
0 Komentar