Ternyata bukan hanya Malaysia yang berambisi membuat bank raksasa
syariah. Indonesia, melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dilaporkan
terus mendesak pembangunan bank syariah terbesar yang ditaksir memiliki
aset US$ 8 miliar.
Mengutip laman CPIFinancial, Rabu, 4 Februari 2015, megabank
syariah Indonesia ini dibentuk dari unit syariah yang dimiliki tiga
bank BUMN. Ketiganya adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Ketua OJK Muliaman Hadad menargetkan pembentukan bank syariah raksasa Indonesia ini akan terealisasi pada tahun ini.
Proses pembicaraan dikabarkan telah dilakukan dengan Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak proposal pertama dikirimkan pada
Mei 2013.
Pembentukan mega bank syariah Indonesia ini diyakini bisa
meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah dunia hingga 20 persen pada
2018. Bank syariah di Tanah Air saat ini baru menguasai sekitar 10
persen.
Target ini hanya terpaut tipis dengan target Malaysia yang mengincar
21 persen pangsa pasar syariah dunia. Sayangnya target ini sedikit
tertunda setelah rencana pembentukan bank syariah terbesar Malaysia
gagal dibentuk.
"Jika sektor bank syariah dibiarkan berkembang dan tumbuh secara
organik, butuh proses lama dengan pertumbuhan marginal," kata Head of
International Finance and Capital Market dari OCBC Al-Amin Bank Bhd,
Alhami Abdan.
Menurut Alhami, pembentukan megabank setidaknya harus diawali dengan membangun katalis bagi sektor perbankan syariah.
Sementara Direktur PT Bank BNI Syariah, Imam Teguh Saptono menilai
keinginan mendirikan megabank syariah di Indonesia sepenuhnya tergantung
para pemegang saham.
"Saya lebih memilih pemangkasan pajak, meningkatkan sosialisasi dan
edukasi, melonggarkan aturan, serta menciptakan pasar baru," katanya.
Kementerian BUMN sebelumnya pernah berwacana untuk mendirikan lembaga
keuangan syariah yang dikontrol penuh pemerintah. Opsi lain adalah
mengubah bank konvensional menjadi bank syariah.
Terbentuk
Ambisi mewujudkan bank syariah terbesar di Indonesia tampaknya bukan
isapan jempol. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan bank hasil
bentukan empat bank syariah milik pemerintah ini bakal terbentuk pada
tahun ini.
Lembaga keuangan syariah ini nantinya akan memiliki aset bernilai US$ 8 miliar.
Tidak seperti Malaysia, di mana merger multi-miliar dari tiga bank
berakhir gagal total pada pertengahan Januari, rencana Indonesia
tampaknya akan terus didorong oleh pemerintah.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad mengatakan merger antara
unit keuangan syariah dari tiga bank pemerintah Bank Mandiri, Bank
Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia, serta unit kecil dari Bank
Tabungan Negara, kemungkinan akan terwujud pada awal tahun ini.
Merger tiga unit syariah ini dilakukan untuk menciptakan sebuah
lembaga perbankan syariah yang bisa menghadapi persaingan perbankan
syariah asing yang semakin tumbuh di Indonesia.
Selain itu, merger tiga unit syariah tersebut diharapkan bisa
meningkatkan sebagian kecil pasar keuangan syariah di Indonesia yang
saat ini mencapai sekitar 5% menjadi empat kali lipat atau 20% pada
2018, menurut perkiraan Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia akan mampu bersaing di dunia perbankan syariah internasional dan setara dengan Malaysia.
Merger tiga unit syariah itu juga akan menjadi katalis untuk produk
baru pelanggan ritel dan bisnis, dan secara umum mampu meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang keuangan syariah.
"Melalui aset gabungan tersebut diharapkan akan mampu membiayai
proyek-proyek infrastruktur besar di negeri ini," Hadad seperti dikutip
dari laman Zawya, Selasa, 24 Februari 2015.
OJK mengaku telah merumuskan draft roadmap pengembangan
perbankan syariah lima tahun. Saat ini OJK baru fokus pada memperbaiki
ketidakseimbangan antara populasi muslim yang besar di Indonesia dan
rendahnya penggunaan produk-produk dan jasa keuangan syariah.
Salah satu rencana dalam roadmap adalah memperkenalkan
peraturan baru yang jelas tentang keuangan syariah, serta pemberian
insentif untuk menarik investor pemula ke pasar keuangan syariah.
Rencana tersebut termasuk mengintegrasikan bank syariah hasil merger
itu ke dalam sistem keuangan global dengan membawa manajemen risiko dan
kebutuhan modal sesuai dengan standar internasional.
Secara global, dengan hanya US$ 24 miliar, aset perbankan syariah di
Indonesia saat ini hanya sedikit di atas Inggris, di mana perbankan
syariah negara itu telah tumbuh mengesankan di masa lalu dan mencapai
basis aset sebesar US$ 19 miliar per 2014.
Indonesia juga secara signifikan lebih rendah dari Arab Saudi (US$
260 miliar), Uni Emirat Arab (US$ 90 miliar) dan Qatar (US$ 60 miliar).
Sementara aset keuangan syariah Malaysia berada di urutan kedua dengan
nilai sekitar US$ 115 miliar pada 2014.
0 Komentar