Jika mengunjungi raudah di
Masjid Nabawi, seseorang akan menemukan area yang berbeda. Karpet di sana
berwarna hijau. Tak seperti karpet merah Masjid Nabi yang sudah diper luas
beberapa kali lipat oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz as-Saud.
Riwayatnya,
raudah adalah jalur yang sehari-hari digunakan Nabi Muhammad berjalan dari
rumahnya ke mim bar masjid. Diyakini kebanyakan jamaah, doa yang dipanjatkan di
lokasi itu pasti diterima Allah. Lokasi itu juga dikenal sebagai sekutip tanah
surga.
Tak heran, ia menjadi salah satu tujuan utama jamaah haji dan umrah saat
mengunjungi Masjid Nabawi. Ramai jamaah menitikkan air mata saat berdoa dan
beribadah di sana. Pada puncak musim haji, lokasi itu terkadang ditutup guna
mengantisipasi membeludaknya jamaah.
Tiang-tiang
di area raudah tampak berbeda. Tak seperti pilar tempat sujud tersebut di area
lain yang tampak megah. Ya, tiang di area raudah merupakan bekas tempat para
sahabat Rasulullah berjaga-jaga.
Ketika
Rasulullah mendakwahkan Islam di Madinah pada abad ketujuh, ada saja orang
kafir yang memusuhi dan mengincarnya. Tak sekadar menghina, mereka mengancam
kehidupan utusan Allah tersebut. Karena itulah para sahabat berjaga-jaga di
area masjid. Oleh orang Arab, tiang-tiang itu disebut dengan ustuwanah.
Salah
satunya adalah ustuwanah al- Haris di sebelah utara tiang Attaubah. Tiang ini
adalah tempat Ali bin Abi Thalib berjaga-jaga. Kalau dipanggil Rasulullah, Ali
langsung bersegera untuk mendengarkan petuah sang Nabi.
Lainnya
adalah ustuwanah al-mukhallaqah. Di sini Rasulullah biasa men dirikan shalat.
Tiang ini adalah tempat berlakunya peristiwa batang tamar sewaktu Rasulullah
SAW berpindah menyampaikan khutbah di atas mimbar.
Tiang-tiang di area Raudah tampak
berbeda
Para
sahabat selalu menyapukan minyak wangi di tempat itu sebagai tanda tempat
shalat Rasulullah. Meskipun beberapa kali mengalami perluasan, area raudah
tetap menjadi ciri khas masjid ini. Kini tiang-tiang tersebut diberi tanda
untuk dikenali para peziarah.
Tiang-tiang
tersebut hing ga kini dirawat dengan baik karena menjadi bagian dari raudah,
tempat Muslim dari berbagai belahan dunia bermunajat mengharapkan magfirah
Ilahi.
Jamaah
datang ke sana untuk menga du dan bermanja kepada Sang Pencipta. Di sana mereka
mengimpikan limpahan pahala untuk menggapai ridha-Nya. Di sana mereka
mengharapkan ketenangan batin, sesuatu yang dicari sepanjang hidup.
Masjid
Nabawi merupakan destinasi wisata religi Muslim dunia. Setelah melaksanakan
umrah di Masjidil Haram, mereka berziarah ke Kota Nabi, Madinah. Di sana mereka
mengunjungi masjid berkubah hijau, yang di dalamnya terdapat makam Rasulullah.
Sebagaimana
banyak dijelaskan, Masjid Nabawi merupakan tempat yang sangat mulia. Rasulullah
bersabda, "Janganlah kalian berkunjung kecuali pada tiga masjid, yakni
Masjid al-Haram (Makkah), masjidku ini (Nabawi di Madinah), dan Masjid al-Aqsha
(Palestina).'' Bahkan, Rasulullah juga bersabda, beribadah di Masjid Nabawi
pahalanya akan dilipatgandakan hingga seribu kali. Karena itu, tak heran
sebagian besar umat Islam yang pernah berkunjung ke Madinah senantiasa
menyempatkan diri untuk beribadah di masjid ini.
Bahkan,
pada musim haji, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berusaha melaksanakan
shalat sebanyak 40 kali (arbain) di masjid ini selama delapan hari untuk
memperoleh keberkahannya.
SUMBER:
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/19/01/02/pkorsx313-tiangtiang-masjid-nabawi-part1
0 Komentar