Hidayatullah.com—Kasus bentrok kelompok AKK-BB dan anggota FPI membuat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia memberikan pernyataan. Organisasi Islam yang cukup tua di Indonesia ini memperingatkan kepada umat Islam untuk berhati-hati. Sebab, menurutnya, arah opini sudah mulai dibelokkan.
Menanggapi aksi bentrokan, Dewan Da’wah sebagai lembaga da’wah, tidak menyetujui segala bentuk provokasi yang dapat menimbulkan aksi-aksi kekerasan yang dapat melahirkan korban.
Di sisi lain, setelah selama dua hari mencermati perkembangan “Peristiwa Monas”, 1 Juni 2008, maka Dewan Da’wah melihat mendapatkan kesan.
Pertama, telah terjadi upaya manipulasi pembentukan opini publik yang sangat sistematis yang dilakukan oleh Kelompok Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dalam beberapa hal.
Kedua, AKK-BB selanjutnya membuat opini bahwa aksi mereka adalah aksi damai dan tidak ada kaitannya dengan Ahmadiyah.
“Pernyataan AKKBB tersebut adalah sesuatu yang tidak benar, karena pada tanggal 26 Mei 2008, AKKBB telah membuat iklan besar-besaran di berbagai media massa nasional, yang secara tegas menyebutkan bahwa aksi tanggal 1 Juni 2008 memang dilakukan untuk memberikan dukungan terhadap Ahmadiyah, “ ujar Dewan Da’wah dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi www.hidayatullah.com.
“Selama ini, AKK-BB adalah kelompok yang sangat aktif dalam mendukung kelompok Ahmadiyah dan berbagai aliran sesat dalam Islam, dengan mengatasnamakan “Kebebasan Beragama”. Mereka telah memanipulasi slogan tersebut untuk tindakan-tindakan yang jelas-jelas merusak Islam,” tulisnya.
Dewan Da’wah juga mencermati, sejumlah media elektronik berulangkali menayangkan gambar penyerangan terhadap massa AKK-BB tanpa menampilkan awal mula peristiwa tersebut terjadi, sehingga memberikan kesan bahwa kasus Monas terjadi karena penyerangan murni, tanpa ada sebab-sebabnya. Dari tayangan video yang diperlihatkan oleh FPI tampak jelas bahwa massa Laskar Islam memang telah diprovokasi sebelumnya oleh AKK-BB.
Untuk itu, Dewan Da’wah menghimbau kepada para tokoh dan pemimpin masyarakat, khususnya para pemimpin ummat Islam, agar tidak mudah terpancing oleh pemberitaan-pemberitaan yang jelas-jelas bertendensi untuk mengadu domba antar masyarakat dan menanamkan kebencian yang membabi buta terhadap kelompok tertentu, tanpa mendalami akar permasalahannya lebih jauh.
“Tidaklah etis dan bijak melihat satu masalah besar, hanya berdasarkan tayangan film berdurasi satu menit atau dua menit. Penyesatan opini adalah sebuah bentuk kezaliman yang pasti akan ada balasannya di dunia dan akhirat,” tulisnya.
Dewan Da’wah juga menghimbau kepada para pejabat dan khususnya aparat kepolisian RI agar tetap bersikap profesional, adil dan tidak terprovokasi oleh opini para pendukung Ahmadiyah yang mencoba mengalihkan persoalan pokok tentang keberadaan aliran sesat Ahmadiyah, kepada masalah FPI semata-mata.
Dewan Dakwah juga meminta ummat Islam untuk berlaku adil dan menegakkan keadilan.
“Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemampuan kepada kita semua untuk melihat mana yang haq dan mana yang bathil, meskipun yang bathil sering ditampilkan sebagai hal yang menawan dan mempesona,” tulis pernyataan yang ditandatangani Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Syuhada Bahri. [nuim/cha/www.hidayatullah.com]
0 Komentar