Parpol Islam harus membina masyarakat dengan syariah. Parpol-parpol Islam itu secara bersama-sama perlu melakukan edukasi secara intensif terhadap masyarakat akan wajibnya syariah dan kewajiban mendukung parpol dan gerakan Islam. Demikian disampaikan oleh Ismail Yusanto dalam Diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan ke 40, bertema “Membangun Poros Islam dalam Pemilu 2009”, Senin (22/7) di Gedung YTKI Jakarta.
Harapan Aspirasi Umat
Umat Islam saat ini merindukan adanya partai yang betul-betul mengerti aspirasi umat. Aspirasi umat Islam itu intinya adalah bagaimana syariah Islam bisa diberlakukan di Indonesia dan bagaimana ke depan Indonesia dipimpin oleh orang baik yakni orang yang mau tunduk kepada sistem syariah. Persoalannya bagaimana aspirasi itu bisa disalurkan.
“Inilah harapan kita dengan adanya poros Islam, agar aspirasi itu bisa diwujudkan di masa yang akan datang,” ujar jubir Hizbut Tahrir Indonesia tersebut.
Menurut Ismail, partai politik Islam adalah alat untuk memperjuangkan kepentingan politik dan aspirasi umat Islam. Karenanya menurut Ismail penting menjelang pemilu 2009 mendatang kaum Muslim membangun satu kesepahaman di antara partai-partai politik yang tentunya bukan hanya partai politik Islam, tapi siapa saja partai politik yang mengerti aspirasi umat Islam.
Ismail menerangkan bahwa dukungan umat Islam akan tegaknya syariah di negeri ini cukup tinggi. Bahkan berdasarkan survey dari lembaga survey semacam PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dukungan umat itu akan tegaknya syariah di negeri ini dari tahun ke tahun cenderung terus meningkat. Survey PPIM pada tahun 2001 menunjukkan ada 61 persen masyarakat Indonesia yang menginginkan syariah. Kemudian pada tahun 2002 meningkat menjadi 71 persen. Dan tahun 2003 meningkat lagi menjadi 74 persen. Besarnya dukungan masyarakat akan syariah juga bisa dilihat dari survey yang dilakukan oleh SEM Institute pada awal tahun 2008, yakni ada 83 persen masyarakat Indonesia yang mendukung tegaknya syariah.
”Ini kenyataan bahwa dukungan masyarakat akan tegaknya syariah itu cukup tinggi,” ujar Ismail di depan ratusan peserta Forum Diskusi FKSK.
Namun yang menjadi persoalan adalah bagaimana keinginan masyarakat itu bisa diwujudkan secara nyata dalam realitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di sinilah kata Ismail, pentingnya ada partai politik yang bisa mewujudkan aspirasi masyarakat itu. Partai politik Islamlah yang tentunya diharapkan bisa mewujudkan aspirasi umat Islam itu. Namun karena partai Islam yang ikut pemilu 2009 itu cukup banyak maka perlu adanya poros Islam.
“Bukan hanya masih relevan gagasan poros Islam itu, tapi malah wajib adanya poros Islam itu untuk mewujudkan angka-angka survey tadi menjadi kenyataan,” ujar Ismail.
Parpol Islam Bersatu untuk Islam
Sementara itu Hamdan Zoelva, Sekjen Partai Bulan Bintang sependapat dengan Ismail. Ia mengatakan bahwa poros kekuatan yang bersumber dari partai-partai Islam atau partai-partai berbasis Islam itu memang harus dibangun dari sekarang. Kekuatan besar itu diperlukan untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan umat ke depan. Menurut pengalaman, katanya, ketika berbicara tentang isu-isu strategis kepentingan umat secara keseluruhan maka parpol Islam sebenarnya tidak sulit untuk bersatu. Tapi ketika berbicara masalah kepemimpinan siapa yang di atas, siapa yang di bawah di sini lah kadang-kadang kepentingan itu bisa berbenturan.
“Di sinilah persoalannya. Karena itu menjalin komunikasi sejak awal itu menjadi penting untuk membangun kekuatan bersama yang lebih besar,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh KH Ma’ruf Amin, ketua Dewan Mustasyar PKNU menyatakan setuju dengan gagasan poros Islam itu.
“Saya kira koalisi antar parpol Islam itu suatu tuntutan yang harus kita laksanakan. Tapi yang utama adalah bagaimana mengembalikan kembali kepercayaan umat terhadap partai Islam,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa ke depan parpol Islam itu harus bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan umat akan parpol Islam. Sehingga dukungan umat kepada parpol Islam pun besar.
“Itu bisa dilakukan dengan membangkitkan kembali kepemimpinan ulama dalam parpol Islam. Juga mengembalikan ulama dalam perpolitikan di Indonesia,” terang KH Ma’ruf.
Parpol Islam kata KH Ma’ruf juga harus punya visi dan misi yang jelas dalam merealisasikan ajaran Islam. Bukan hanya penerapan Islam dalam masyarakat tapi juga dalam perundang-undangan baik formal maupun substansi. “Inilah yang harus diperjuangkan parpol Islam ke depan,” ujar politisi dari NU ini.
Poros Islam atau sinergi dan aliansi antar parpol Islam menurut Ismail memang akan berjalan efektif kalau meraih suara besar di pemilu nanti. Untuk meraih dukungan umat, parpol Islam itu harus tetap istiqomah dalam mengemban Islam. Jangan bergeser ke tengah (sekuler) sebagaimana yang diusulkan para pengamat selama ini.
Sebuah Ulasan
Memang benar, saat ini umat Islam harus bangkit termasuk dalam berpolitik pun harus Islam. Hal ini karena politik berarti pengaturan urusan umat. Dengan apa urusan umat diatur sekiranya bukan dengan Islam. Di sinilah sebuah partai politik yang dijalankan oleh setiap insan Muslim tidak usah malu dan sungkan untuk mengatakan bahwa perjuangan parpol tersebut untuk Islam, baik dalam pemikiran maupun langkah perjuangan.
Aktivitas parpol Islam tidak hanya lima tahun sekali menjelang pemilu. Tetapi semestinya setiap saat sejak saat ini di mana saja, berbagai aktivitas politik berdasarkan Islam terus digencarkan, termasuk dalam upaya edukasi umat dengan Islam. Sudah saatnya para politikus muslim bersatu padu membawa Islam dengan metode Islam. Jika tidak, maka sia-sia belaka karena itu semua tidak akan bermakna di hadapan Allah Swt. Apakah Allah akan meridhoi aktivitas politik kita sementara kita berpaling dari aturan dan perjuangan menegakkan syariah-Nya? Jika para politisi Muslim enggan membawa Islam, maka murka Allah menanti, naudzubillah. (syabab.com)
0 Komentar