Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Awal Ramadhan 1429 , Persis - Muhammadiyah Pasti, NU Tunggu Isbat

Pimpinan Pusat Muhammadiyah sesuai hisab hakiki wujudul hilal, menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1429 H bertepatan dengan hari senin, tanggal 1 September 2008 melalui Maklumat Nomor : 04/MLM/I.0/E/2008 tertanggal 26 Juli 2008. Maklumat yang juga menyebutkan penetapan Hari Raya Idul Fitri dan awal bulan Dhulhijjah tersebut disertai juga Tausiyah menyambut datangnya bulan Ramadhan. Demikian pengumuman resmi Muhammadiyah sebagaimana dimuat dalam situs website nya.

Menurut lampiran Maklumat yang merupakan perhitungan dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ijtima’ menjelang Ramadhan 1429 H terjadi pada hari ahad legi, 31 Agustus 2008 pukul 02:59:48 WIB. Tinggi Hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta plus 5 derajat, 27 menit, 57 detik, hilal sudah wujud, dan diseluruh Indonesia pada saat matahari terbenam hilal diatas ufuk.

Adapun Idul Fitri 1429 H ditetapkan jatuh pada hari Rabu Pahing 1 Oktober 2008 M. Sedangkan tanggal 1 Dzulhijjah 1429 H jatuh pada hari Sabtu Legi 29 November 2008 M, sehingga Hari Arafah (9 Dzulhijjah 1429 H) jatuh pada hari Ahad Wage 7 Desember 2008 M, dan Hari Raya ’Idul Adha (10 Dzulhijjah 1429 H) jatuh pada hari Senin Kliwon 8 Desember 2008 M.

Sebelum Muhammadiyah, dalam surat bernomor 1428/ JJ-C.3/ PP/2008 itu, Persis menjelaskan bahwa berdasarkan hasil perhitungan Dewan Hisbah dan Rukyat Persis, maka Persis memutuskan bahwa tanggal 1 Ramadhan 1429 H jatuh pada hari Senin tanggal 1 September 2008 M. Hal ini karena ijtimak akhir Sya'ban 1429 H terjadi pada hari Ahad tanggal 31 Agustus 2008 pukul 03.00'04'' WIB dan ketinggian Hilal waktu maghrib di Pelabuhan Ratu : 5°.9'.45'' sementara di Jayapura 3°36'18''.

Sementara I'dul Fitri, 1 Syawal 1429 H jatuh pada hari Rabu tanggal 1 Oktober 2008 M. Karena ijtimak akhir Ramadhan 1429 H terjadi pada hari Senin tanggal 29 September 2008 pukul 15.14'.31'' WIB dan ketinggian Hilal waktu maghrib di Pelabuhan Ratu: -1°27' sementara di Jayapura : -3°18'20''

Menyatukan Kalender

Belum lama ini, Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni menyerukan kepada seluruh umat Islam yang terwakili dalam organisasi kemasyaratan Islam untuk mempunyai semangat dan sikap bersama dalam penentuan awal Ramadan, awal Idul Fitri (1 Syawal), dan awal Idul Adha.

Menurut Basyuni, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, perbedaan di antara umat Islam dalam menentukan awal dan akhir Ramadan, misalnya, dapat menimbulkan perselisihan kecil tapi mempengaruhi stabilitas keamanan dan ketenteraman masyarakat.
“Ya, perbedaan stadar penentuan kalender Islam, khususnya penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal sangat menghantui kita dan mengganggu ketenteraman di masyarakat,” kata Basyuni seusai membuka acara Halaqoh Internasional Alim Ulama dan Orientasi Hisab Rukyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Mojosari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (2/8).

Tunggu Isbat
Meski sebagian besar ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Persis sudah menetapkan 1 Ramadan 1429 H jatuh pada 1 September 2008, namun, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masih belum akan mengumumkan awal puasa Ramadhan 1429 H.

PBNU masih menunggu digelarnya sidang istbat pada 31 Agustus 2008 di Kantor Departemen Agama yang akan dihadiri oleh perwakilan seluruh organisasi Islam dan para pakar falak.

Dalam situs resmi beralamat di www.nu.or.id, Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazali Masroeri menyatakan, awal bulan Hijriyah ditentukan melalui proses rukyatul hilal bil fi’li atau melihat bulan sabit secara langsung pada setiap tanggal 29 penanggalan Hijriyah. Jika bulan terlihat maka awal bulan akan jatuh esok harinya. Jika tidak maka jumlah hari dalam sebulan digenapkan menjadi 30 hari meski menurut metode hisab umur bulan ditetapkan hanya 29 hari.

Data hisab dalam almanak PBNU yang diterbitkan oleh Lajnah Falakiyah menyebutkan, peristiwa ijtima’ atau konjungsi pada awal Ramadhan akan jatuh pada Ahad Legi, tanggal 31 Agustus 2008, pukul 02.57 WIB.

NU, kata Ghazali baru akan mengumumkan awal Ramadhan setelah pemerintah melalui Departemen Agama menggelar sidang isbath pada 31 Agustus depan.

"Kita menunggu sidang isbat di Departemen Agama. NU akan menerima hasil sidang itsbat jika berdasar pada metode rukyatul hilal, baik dilakukan oleh Tim Lajnah Falakiyah atau tim rukyat Departemen Agama sendiri. Adapun hisab hanyalah pemandu pelaksanaan rukyat,” kata Kiai Ghazali. [akbar dari berbagai sumber]

Posting Komentar

0 Komentar