Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Konferensi Internasional Al-Aqsa Lahirkan “Deklarasi Jakarta”


Konferensi Internasional al-Aqsa lahirkan Deklarasi Jakarta yang menguatkan hasil Konferensi al-Quds di Istambul, Turki tahun 2007 lalu


Konferensi Internasional al-Aqsa lahirkan Deklarasi Jakarta yang menguatkan hasil Konferensi al-Quds di Istambul, Turki tahun 2007 lalu.

Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Ferry Nur mengatakan, indikasi keberhasilan konferensi ini adalah ketika jumlah jamaah shubuh di masjid menyamai ramainya jamaah shalat Jumat.

“Mustahil perjuangan bisa berhasil jika masih bercampur dengan kemunafikan,” ujar Ferry.

Ferry mengaitkan Hadits Nabi SAW tentang kriteria orang munafik, yakni tidak menghadiri shalat subhuh berjamaah di masjid.

Masalah Iman

Semua panelis dan pembahas meyakini kunci keberhasilan melawan Yahudi Israel adalah iman yang teguh kepada Allah SWT. Direktur Palestina Centre of Exellence, Prof. Hafidzi M. Nor membenarkan hal ini. Lewat paparan ilmiahnya, ahli sejarah asal Malaysia ini membeberkan fakta-fakta bahwa secara kebendaan/jumlah ternyata ummat Islam jauh di atas Israel.

Sebabnya, kata Prof. Hafizdi, rasa takut telah dicabut dari diri orang-orang Yahudi, sedangkan ummat Islam dijangkiti penyakit al-Wahn, cinta dunia dan takut mati.

“Jumlah orang Yahudi sekitar empat juta, sedangkan ummat Islam lebih dari satu miliyar.”

Menteri urusan Pemuda dan Olah raga, Adhyaksa Dault, yang ikut rembug berbicara mengatakan, kembalinya al-Aqsa ke tangan Muslimin sudah janji Allah SWT “Itu sudah janji Allah. Sekarang tinggal peran kita,” ujar Adhyaksa.

Tampil di penghujung acara, Adhyaksa berbicara cukup semangat tentang Palestina. Bahkan di akhir pidatonya Adhyaksa bertakbir beberapa kali yang juga disambut para peserta.

Dubes Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi, mengatakan masalah Palestina harus di pahami secara menyeluruh tidak bisa diatasi dengan emosi saja. Makanya dia menyambur baik acara-acara seperti ini untuk menjelaskan kondisi Palestina sebenarnya.

Toleransi Keblablasan

Menurut Fariz, yang menjadi korban Yahudi Israel bukan hanya ummat Islam, tapi juga ummat Nasrani. Itu sebabnya, kata Fariz, kadang kala rasa nasionalisme kaum Nasrani terhadap negara Palestina melebihi ummat Islam sendiri.Muslim dan Nasrani Palestina hidup berdampingan.

Buktinya kata Fariz, saat Natal tiba, anda akan mengira kalau Jerusalem itu Nasrani seluruhnya. Karena semuanya ikut merayakan Natal. Juga sebaliknya saat bulan Ramadhan. Semuanya di Jerusalem ikut menyambut Ramadhan.Tidak ada restoran yang buka di siang hari.

“Deklarasi Jakarta” akan membentuk working groups untuk pembebasan al-Aqsa yang berkedudukan di Jakarta. [sur/www.hidayatullah.com

Posting Komentar

0 Komentar