Kongres Yahudi Sedunia ( World Jewish Congress-WJC) menggelar rapat umumnya yang ke-13 di kota Yerusalem selama dua hari, pada hari Senin dan Selasa kemarin. Hasil kongres itu mengindikasikan bakal suramnya upaya perdamaian Israel-Palestina.
Dalam rapat umum itu, WJC mendesak pemerintah Israel agar mengintensifkan program-program yudaisasi di kota Yerusalem. WJC juga menyatakan bahwa faksi pejuang Palestina seperti Hamas harus diberangus terlebih dulu sebelum mewujudkan solusi dua-negara.
Sekitar 400 orang yang mewakili lebih dari 80 organisasi Yahudi dari seluruh dunia hadir dalam rapat umum tersebut. Pihak penyelenggara mengatakan, salah satu tujuan dari rapat umum tersebut adalah untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan mereka terhadap agresi Israel ke Jalur Gaza
"Tujuan pertemuan di Yerusalem adalah untuk menyampaikan dukungan penuh kita pada 'rakyat Israel' sehingga mereka tidak merasa sendirian dalam menghadapi serangan yang mengancam eksistensi Israel," kata Presiden WJC Roland Lauder.
Lauder yang juga berperan sebagai jubir WJC menambahkan bahwa visi perdamaian WJC adalah mewujudkan solusi dua-negara yaitu negara Israel dan Palestina yang hidup berdampingan dengan damai. "Tapi, untuk mewujudkan hal itu, yang pertama kali harus dilakukan adalah melepaskan diri dari Hamas, mengalahkan Hamas dan melucuti senjata mereka agar keamanan di Israel terjamin," tukas Lauder.
Ia juga mengingatkan bahwa gelombang anti-Yahudi di negara-negara Eropa makin meningkat saat ini dan WJC harus melakukan desakan terhadap negara-negara Eropa itu untuk menangani kecenderungan ini dengan tegas.
Rapat umum Kongres Yahudi Sedunia di Yerusalem menuai kecaman dari para pimpinan gerakan Muslim di Palestina. Syaikh Raed Salah mengkritik pelaksanaan kongres tersebut dan menyebutnya sebagai "ancaman buruk" bagi identitas warga Muslim di kota Yerusalem.
"Rapat umum WJC adalah bagian dari rencana yudaisasi Israel terhadap kota Yerusalem. Mereka yang menuduh orang lain dengan tuduhan terorisme, adalah teroris yang sebenarnya," ujar Syaikh Salah yang aktif dalam gerakan perlindungan kompleks Masjid al-Aqsa dari kerusakan yang dilakukan rezim Zionis Israel.
"Mereka yang merobek tubuh anak-anak dan perempuan di Gaza adalah teroris yang sebenarnya," tambah Syaikh Ekrema Sabri, presiden Dewan Tinggi Muslim.
Syaikh Salah dan Syaikh Sabri menghimbu negara-negara Aran dan umat Islam untuk mencegah rencana jahat Israel terhadap kota Yerusalem. (ln/pif)
0 Komentar