DR. Adian Husaini menyatakan, bahwa untuk membangun kerukunan umat beragama, tidak harus dilakukan dengan cara membuang klaim kebenaran (truth claim) agama masing-masing. Demikian Adian pada acara tasyakuran kelulusannya Doctor of Philosophy (PhD)di International Institute of Islamic Thought and Civilization- -International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM bersama mahasiswa Indonesia di Kuala Lumpur, akhir pekan lalu.
Menurutnya, klaim saling benar menurut pemeluk agama masing-masing itu tidak akan menimbulkan konflik sosial. ´´Justru masing-masing bisa saling menghormati keyakinan pihak lain, meskipun keyakinan itu bertentangan satu sama lain," sambung peneliti (INSISTS) ini.
Disertasi berjudul "Exclusivism and Evangelisme in The Second Vatican Council" ini mengklarifikasi sikap Gereja Katolik terhadap paham Pluralisme Agama, baik melalui dokumen-dokumen Konsili Vatican II maupun dokumen-dokumen pasca Konsili.
Dalam penelitiannya, Adian menunjukkan selama ini terdapat banyak kesalahpahaman atau penyalahpahaman terhadap posisi teologis Vatikan, setelah Konsili Vatikan II, yang berlangsung 1962-1965.
Para tim penguji menilai, disertasi ini penting dan diperlukan untuk menambah kekayaan khazanah intelektual dalam ilmu studi agama-agama.Karena itu pula, maka Tim Penguji juga merekomendasikan agar disertasi tersebut dapat diterbitkan oleh IIUM.
Disertasi ini disupervisi oleh Associate Prof. Dr. Kamar Oniah Kamarzuman, seorang pakar Comparative Religion dari IIUM. Adapun Tim penguji terdiri atas Associate Prof. Dr. Nasr Eldin Ibrahim Ahmed (IIUM), Associate Prof. Dr. Khadijah Mohd.Hambali (Pakar Perbandingan Agama dari Universiti Malaya), Dr. Uthman Muhammady (IIUM), dan Prof. Dr. Ibrahim Zein (IIUM). Disertasi dosen pascasarajana di sejumlah perguruan tinggi ini dinyatakan lulus dengan predikat Very Good PhD Thesis.
0 Komentar