Terkait dengan fatwa haram Golput, KH Ma’ruf Amin mewanti-wanti umat jangan sampai terbelah. “Padahal pihak gereja, nasrani bersatu padu,” terangnya.
Kiai Maruf menganjurkan agar umat berfikir jernih.
Fatwa ini dilahirkan agar umat Islam semakin mewarnai politik di negeri ini. Kalangan gereja dan non muslim saja tidak menganjurkan golput untuk warganya,” jelas Ketua Komisi Fatwa MUI ini di depan 300 pimpinan pondok pesantren se-Indonesia di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakara.
Ma’ruf mengharapkan agar kalangan masyarakat menghormati fatwa MUI ini. Fatwa ini lahir setelah melewati perdebatan panjang ratusan ulama dari berbagai daerah dalam pertemuan nasional Forum Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI ke-3 di Sumatera Barat beberapa waktu lalu.
Kiai Maruf pun menegaskan independensi MUI.
“Tidak ada pesanan atau tekanan dari pihak manapun, fatwa ini semuanya dihasilkan dari sidang yang terbuka,” tegasnya.
Fatwa-fatwa MUI, jelas Amin, lahir karena permintaan masyarakat baik tertulis maupun lisan.
Dirinya menyadari bahwa calon-calon wakil rakyat yang muslim tidak sempurna akhlaknya.
“Tidak sempurna dalam sidiq, amanah, tabligh atau fatonahnya, tapi kita cari yang mendekati,” katanya.
Maruf Amin juga membantah adanya tuduhan beberapa kalangan, bahwa MUI masuk dalam wilayah politik.
“Dalam hal ini MUI masuk dalam etik politik, bukan politik praktis, karena MUI tidak mengeluarkan fatwa siapa dan partai apa yang harus dipilih,” tegasnya. (SM)
0 Komentar