Pemilu sudah memasuki babak akhir kampanye. Bagaimana seharusnya umat Islam bersikap. Dalam pandangan KH Syukron Ma mun, yang diwawancarai cyberSabili di sela-sela acara Peringatan Maulid Nabi saw di Masjid al-Istiqomah Penggilingan Elok, Jakarta Timur ini, dirinya setuju dengan fatwa yang menyatakan umat Islam itu haram Golput.
”Tapi dengan syarat dia harus memilih partai yang memperjuangkan syariat Islam,” katanya.
Adanya sebagian orang yang justru bersikap sebaliknya, bahwa lebih baik golput, menurut Kiai yang memimpin Pondok Pesantren Darul Rahman, Jakarta ini, Golput itu tindakan tidak bertanggung jawab.
Lebih lanjut dia menuturkan, Kita punya negara, kalau umat Islam Golput, siapa yang akan mengurus negara. Kalau kita umat Islam Golput, tapi mereka dari agama lain justru berbondong-bondong memilih,
”Maka yang akan memimpin siapa?”
Jadi, kalau umat Islam tidak memilih, sedangkan mereka memilih maka yang akan memimpin umat Islam adalah orang yang beragama lain. Umat Islam (kalau golput) jelas tidak bisa memimpin.
”Lalu yang akan membuat perundang-undangan mereka (non muslim) juga!” tegas Kiai asal Madura ini.
Meski demikian, menurut Syukron, sebenarnya liberalisme dan HAM (demokrasi-red) itu adalah dagangan Barat yang dibeli oleh umat Islam. Kalau ala Barat kita terapkan mentah-mentah maka manusia bisa menjadi binantang. Karena, berzina yang tadinya haram jadi boleh. Kemudian minuman keras dan berjudi boleh.
Maka umat Islam Indonesia menerima hal itu dengan syarat dibatasi dengan akhlak, oleh agama. Kalau tidak dibatasi oleh agama dan akhlak, maka itu sama saja dengan pembinatangan bangsa Indonesia.
0 Komentar