Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Rakyat AS Nilai Islam Agama Perdamaian


WASHINGTON-- Mayoritas rakyat Amerika Serikat (AS) mendukung kebijakan Presiden Barack Obama untuk memperbaiki hubungan dengan dunia Islam. Mereka menilai, sangat penting bagi pemerintahan negeri Paman Sam untuk kembali merajut hubungan dengan negara-negara Muslim.

Dukungan rakyat AS itu diungkapkan lewat polling yang digelar Washington Post-ABC News dan dirilis pada Senin (6/4). Hasil polling itu diluncurkan bersamaan dengan kunjungan Obama ke salah satu negara berpenduduk Muslim, Turki. Kunjungan Obama ke negara sekuler itu dinilai berbagai kalangan dapat menjembatani hubungan antara dunia Islam dan AS yang sempat memburuk.

Berdasarkan hasil polling itu, kebanyakan rakyat AS meyakini janji Obama untuk 'meretas jalan baru' dengan dunia Muslim adalah tujuan yang sangat penting. Meski mayoritas rakyat di negara adidaya itu menyatakan perlunya membangun hubungan dengan negara-negara Muslim, hampir separuh atau 48 persen dari responden masih berpikiran negatif terhadap Islam.

Selain itu, sebanyak tiga dari 10 dari warga AS atau sekitar 29 persen mengira Islam sebagai agama yang mengajarkan kekerasan terhadap non-Muslim. Sekitar 55 persen dari responden mengaku tak mengetahui ajaran dan keyakinan umat Islam. ''Sebanyak 58 persen warga Amerika menyatakan Islam sebagai agama yang penuh kedamaian,'' demikian hasil polling itu.

Hampir dua per tiga rakyat Amerika yang tak beragama menilai Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian. Selain itu, sebanyak 60 persen penganut Katolik juga menilai Islam sebagai agama yang antikekerasan. Sebanyak 55 persen dari seluruh penganut Protestan juga berpendapat demikian.

''Persentase itu menurun menjadi 48 persen ketika ditanyakan kepada umat Protestan Evangelis Putih,'' ungkap polling itu. Pandangan anak muda di AS terhadap agama Islam tercatat lebih baik dibandingkan orang tua. Sekitar enam dari 10 anak muda di negeri Paman Sam atau sekitar 65 persen berpendapat Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian.

Sedangkan, mayoritas senior atau orang tua di negeri itu justru berpendapat sebaliknya. Sekitar 61 persen berpendapat negatif terhadap Islam. Hanya 39 persen dari kalangan orang tua yang menyatakan Islam sebagai agama yang antikekerasan.

Berdasarkan partai, pendukung Partai Republik tercatat lebih berpikiran negatif terhadap Islam dibandingkan pendukung Demokrat. Enam dari 10 pendukung Republik atau sekitar 65 persennya menyatakan, memiliki pandangan yang tak baik terhadap Muslim. Sedangkan, enam dari 10 pendukung Demokrat justru berpandangan lebih baik terhadap Islam.

Polling itu digelar Washington Post-ABC News melalui telepon pada 26-29 Maret lalu. Jumlah sampelnya mencapai seribu orang dewasa yang diacak. Polling itu memiliki sampling error sekitar minus atau plus tiga persen. Secara keseluruhan, hasil penelitian itu membuktikan bahwa pandangan sebagian besar rakyat AS terhadap Islam sudah mulai membaik.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan Pew Research pada Maret, sekitar 11 persen penduduk AS masih meyakini bahwa Presiden Obama beragama Islam. Itu berarti satu dari 10 penduduk negeri Paman Sam meyakini bahwa Obama sebagai pemeluk agama Islam. Hasil survei yang melibatkan 1.308 responden itu sungguh menarik.

Pasalnya, saat dilantik pada 20 Januari lalu, Obama disumpah dengan menggunakan Bible. Namun, publik AS masih berpikir bahwa Obama adalah seorang Muslim. Berdasarkan survei itu, satu dari lima penganut agama Protestan Evangelis meyakini bahwa Obama yang memiliki nama tengah bernuansa Islami itu sebagai seorang Muslim.

Dalam kunjungannya ke Turki, Obama beserta Presiden Abdullah Gul menyatakan, ''Terorisme tak dapat diterima di lingkungan mana pun.'' Untuk itu, Turki dan AS akan membangun 'model kemitraan' antara negara yang bermayoritas penduduknya Kristen dan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. hri/taq

Posting Komentar

0 Komentar