Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Reformasi Epistemologi Islam Penting Dilakukan


YOGYAKARTA -- Reformasi epistemologi Islam dalam dunia pendidikan sangat penting dilakukan demi menghasilkan pendidikan bermutu, terlebih dalam krisis kekinian yang menyangkut pengetahuan dan pendidikan umat saat ini.

"Krisis yang terjadi dalam dunia pengetahuan dan pendidikan umat saat ini didasari rendahnya motivasi belajar umat serta kurangnya rasa cinta dan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan, terutama dalam bingkai ketauhidan," kata pakar epidemiologi dan kedokteran Islam Universitas Brunei Darussalam Prof Dr Omar Hasan Kasule di Yogyakarta, Rabu.

Dalam proses sekulerisasi pendidikan, katanya pada studium general "Islamic Epistemology and Integration of Knowledge in the University" di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), hal itu telah menggeser dimensi moral dari pendidikan, di samping kurangnya pengetahuan dan kelemahan intelektual.

Selain itu, ketergantungan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi wujud nyata dari keterbelakangan umat yang mengakibatkan krisis intelektual yang semakin parah.


"Dalam epistemologi sekuler hanya didasarkan pada akal dan empiris semata, sedangkan dalam epistemologi Islam pengetahuan tak hanya didasari oleh dua faktor tersebut, tetapi juga bersumber pada wahyu yang berasal dari Al-Quran dan As Sunnah," katanya.

Ia mengatakan, wahyu itu justru menjadi kualitas tertinggi dari ilmu pengetahuan dasar. Wahyu melindungi akal dari kesalahan dan menyediakan informasi tentang suatu hal yang tidak kasat mata mengingat akal tidak bisa memahami secara penuh dunia yang empiris tanpa bantuan.

Selain itu, pengetahuan manusia dalam disiplin ilmu juga sangat terbatas, sehingga wahyu diperlukan bagi manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Akal manusia bisa diperdaya dan kecerdasannya pun terbatas dalam menginterpretasikan beragam persepsi.

"Di sisi lain, manusia tidak bisa mengetahui hal yang tak kasat mata di mana masa lalu dan masa depan diyakini tidak dapat diketahui," katanya.

Untuk mengatasi kendala tersebut, menurut dia, universitas sebagai institusi pendidikan perlu melakukan reformasi epistemologi pendidikan dengan menyediakan dasar pengetahuan Islam dalam setiap disiplin ilmu di perkuliahan.

Selain itu, dosen juga diharapkan dapat menghasilkan buku yang materinya disisipkan contoh dan nilai-nilai Islam. Proses reformasi itu bukan untuk menemukan kembali roda pengetahuan, tetapi lebih ditujukan untuk perubahan, perbaikan, dan reorientasi.

Semua itu, menurut dia, bersifat evolutif, bukan revolutif sehingga proses tersebut menjadi langkah awal dalam sistem pendidikan untuk memperbaiki masyarakat.

"Dengan adanya reformasi epistemologi diharapkan kualitas belajar dan penelitian akan tercapai sehingga dapat mendorong peserta didik dan pengajar untuk mengajar pengetahuan dalam bingkai tauhid," katanya.ant

Posting Komentar

0 Komentar