Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Ikeda Peramu MSG


Penemuan MSG oleh Dr. Ikeda (1908) diawali oleh keprihatinannya terhadap kondisi fisik rakyat Jepang di kala itu. Sewaktu belajar ilmu Kimia modern di Jerman, dia membandingkan tubuh orang Jerman yang lebih tinggi dari pada orang Jepang. Namun dia juga mendapati bahwa makanan Jerman memiliki satu rasa unik yang juga terdapat dalam makanan Jepang.

Setelah kembali ke Jepang, Dr. Ikeda memusatkan penelitiannya pada masakan tradisionil Jepang, yaitu kaldu yang terbuat dari rumput laut (Konbu). Kaldu ini umum digunakan masyarakat Jepang karena citarasanya yang kuat. Dia berhasil mengisolasi sumber rasa unik tersebut, yaitu asam Glutamat. Rasa ini kemudian diperkenalkannya dalam bahasa Jepang sebagai rasa "Umami".

Penemuan Glutamat sebagai sumber rasa "Umami" mengukuhkan ambisi Ikeda untuk memperbaiki kondisi fisik bangsanya, melalui bumbu masak yang menambah kelezatan makanan Jepang. Masih di tahun yang sama, Dr. Ikeda mendapatkan paten atas metode produksi MSG.

Meski demikian, asam Glutamat murni yang dihasilkannya belum bisa diproduksi secara komersial karena sifat fisik dan kimianya. Hingga akhirnya Dr. Ikeda berhasil mensenyawakan glutamat dengan sodium menjadi Monosodium Glutamat (MSG).

Dengan membagi hak patennya dengan seorang pemilik pabrik Iodine, Saburousuke Suzuki, Dr Ikeda kemudian berhasil mewujudkan hasratnya memproduksi dan memasarkan MSG secara massal.

Demikianlah, AJI-NO-MOTO (MSG) mulai dipasarkan di Jepang pada tahun 1909. Pada waktu itu MSG diproduksi melalui proses ekstraksi gluten hingga tahun 1960-an. Proses produksi ini tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat dengan cepat dari pasar Jepang dan dunia. Inovasi teknologi fermentasi pada tahun 1956 kemudian membantu usaha meningkatkan produksi MSG yang terus diterapkan hingga sekarang. MSG sekarang umumnya diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang kaya glukosa seperti tetes tebu, singkong, jagung, gandum, sagu dan beras. Proses fermentasi merupakan proses pengolahan makanan traditional yang juga digunakan untuk membuat tape, tempe, kecap dan lain lain.

Meskipun MSG baru ditemukan oleh Dr Ikeda 100 tahun yang lalu, namun sejatinya bumbu masak yang kaya rasa "Umami" sudah digunakan di zaman kuno dulu.

Kecap ikan yang menjadi bumbu wajib di Asia tenggara ternyata sudah dipakai untuk melezatkan makanan oleh orang-orang Yunani dan Romawi 2500 tahun yang lalu. Di sepanjang Teluk Mediterania dan Laut Hitam ditemukan gerabah-gerabah kuno yang dipakai untuk membuat dan menyimpan kecap ikan oleh penduduk Yunani dan Romawi kuno. Pada masa Yunani kuno kecap ikan dinamakan Garon, sementara pada masa Romawi kuno dinamakan Garum atau Liquamen.

Tidak hanya di Yunani & Romawi kuno, penduduk Italia juga telah mendapatkan rasa unik "Umami" dari keju Parmigiano Reggiano yang konon sudah dibuat sejak 1000 tahun lalu. Nama Parmagiano Reggiano sendiri merujuk pada daerah penghasilnya yaitu Parma - Itali.

Posting Komentar

0 Komentar