JAKARTA--
Minat pelajar Muslim untuk melanjutkan studi pada program studi (prodi) keislaman di beberapa universitas Islam cenderung menurun. Berbagai prodi keagamaan yang ditawarkan Universitas Islam pun seakan kalah bersaing dengan prodi umum. Fenomena itu dikhawatirkan akan membuat Indonesia mengalami krisis sarjana agama di masa depan.''Saat ini, masyarakat memang cenderung menyekolahkan anaknya pada prodi yang bisa menjanjikan pekerjaan setelah lulus kuliah,'' ujar Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Nanat Fatah Natsir kepada Republika, Selasa (5/5). Menurutnya, saat ini masyarakat cenderung bersikap pragmatis, termasuk dalam urusan pendidikan.
Nanat mengakui, terdapat penurunan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya pada program studi keagamaan di perguruan tinggi Islam, khususnya UIN. ''Tapi, tidak seluruh prodi keislaman,'' tutur Nanat. Sejumlah prodi keislaman yang ditawarkan UIN masih tetap diminati para calon mahasiswa.
Berdasarkan data di UIN Bandung, jumlah pendaftar pada beberapa prodi keislaman memang menurun. Sebagai contoh, prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, pada 2007 jumlah pendaftar mencapai 45 orang. Sedangkan pada 2008 turun menjadi 39 orang.
Selain itu, pendaftar pada prodi Aqidah dan Filsafat pada 2007 hanya sebanyak dua orang, sedangkan pada 2008 menjadi 13 orang.''Universitas Islam memang harus menyusun strategi, sehingga minat masyarakat untuk menuntut ilmu pada prodi keagamaan tetap ada, bahkan bisa meningkat,'' paparnya. Menurut Nanat, setiap mahasiswa akan dibekali dengan materi kewirausahaan maupun kepemimpinan.
Sementara itu, Rektor UIN Malang, Prof Imam Suprayogo, menyatakan, mahasiswa yang studi di UIN Malang tak bisa diklasifikasi menjadi mahasiswa prodi agama dan prodi umum. ''Karena di UIN Malang, semua mahasiswa digembleng Mahad, semua mengkaji Alquran. Bahkan beberapa semester terakhir ini, wisudawan terbaik malah mahasiswa dari Kimia, Psikologi, Fisika dan Matematika,'' tuturnya.
Pihaknya menegaskan, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Syariah juga semakin banyak. Menurut dia, UIN Malang berupaya menghilangkan perbedaan prodi itu. Semua mahasiswa UIN Malang, tutur dia, harus belajar bahasa Arab satu tahun. Semua mahasiswa harus tinggal di Mahad dan wajib hafal minimal satu juz Alquran untuk naik ke semester tiga.
Meski begitu, kecenderungan menurunnya minat mahasiswa untuk mengambil prodi agama di UIN diakui Dirjen Pendidikan Islam Depag, Prof Muhammad Ali. ''Penurunan memang ada, tapi tidak terlalu signifikan, kasus per kasus. Jadi untuk program-program studi tertentu, misalnya ushuludin. Ushuludin ini memang sudah berapa tahun ini langka peminat. Oleh karena itu, tahun ini kami memberikan tindakan affirmative dengan memberikan beasiswa,'' papar Muhammad Ali.
Menurut dia, pemerintah menawarkan beasiswa, mulai dari SPP, biaya hidup dan kebutuhan buku bagi mahasiswa yang mau belajar pada prodi keislaman yang langka peminat, seperti ushuludin dan lainnya. ''Kita kan juga khawatir, kalau misalnya di masa yang akan datang, sarjana agama akan berkurang.'' osa/rfa/kem
0 Komentar