Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Anti-Burka di Prancis


Sekelompok anggota legislatif Prancis menggelar kampanye anti-burka, pakaian khas muslimah yang menutup seluruh tubuh kecuali bagian mata dan telapak tangan. Mereka mendesak pemerintah Prancis untuk membatasi burka di Prancis.

Dalam rapat parlemen, anggota legislatif Andre Gerin mengungkapkan ketidaksenangannya melihat sejumlah muslimah yang mengenakan burka di berbagai kota. "Mereka menutupi seluruh tubuhnya, seperti penjara berjalan," kata Gerin.

Untuk itu, ia meminta agar parlemen membentuk komisi khusus untuk menangani masalah ini dan meminta komisi itu mengeluarkan rekomendasi untuk membatasi pemakaian burka di Prancis. Gerin menyebut burka "merendahkan" derajat perempuan.

"Mereka berasal dari Iran, Afghanistan atau Saudi Arabia. Mereka sama sekali tidak bisa diterima berada di wilayah Republik Prancis," tukas Gerin, tokoh komunis di Prancis yang juga walikota di Venissieux.

Ia menambahkan, perempuan berburka sudah menjadi pemandangan yang umum di kotanya, dimana terdapat banyak imigran dari Afrika Utara.

Usulan Gerin dan kelompoknya mendapat dukungan dari 58 anggota parlemen Prancis. Kebanyakan anggota parlemen yang mendukung kampanye Gerin berasal dari Partai Popular Movement (UMP), partai Presiden Nicolas Sarkozy yang berkuasa saat ini. Dengan dukungan sebanyak itu, usulan ini akan dibahas dalam Dewan Nasional dan keputusannya akan diambil lewat voting.

Persoalan ini menjadi perhatian organisasi hak-hak perempuan di Prancis. Organisasi perempuan Ni Putes, Ni Soumises menyerukan debat nasional terbuka soal burka, apakah boleh dikenakan di tempat-tempat publik. "Kita tidak perlu takut untuk membicarakan masalah ini," kata ketua organisasi, Sihem Habchi.

Imam Masjid Raya Paris, Dalil Boubaker yang pernah mengetuai French Council of the Muslim Faith (CFCM) pada surat kabar Le Parisien mengatakan burka menjadi sinyal adanya "trend fundamentalis" di Prancis. Tapi ia mengingatkan anggota parlemen Prancis agar mendengarkan pendapat para ahli agama Islam tentang burka.

Sementara, Ketua CFCM, Mohammad Mousaoui meminta agar masalah burka tidak dijadikan alasan untuk menciptakan stigma yang buruk bagi komunitas Muslim dan ajaran Islam. (ln/iol)

Posting Komentar

0 Komentar