Dalam sejarahnya, Negara Indonesia pernah mengalami pergantian sistem pemerintahan. Dari kesatuan berubah menjadi serikat dan berubah kembali menjadi kesatuan hingga kini.
Demikian juga dengan pemimpinnya atau presidennya. Selama 63 tahun berdiri sebagai Negara, telah terjadi berkali-kali pergantian pemimpin di Indonesia. Mulai dari ir. Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono sekarang.
Sebagai penjabat presiden,umumnya orang Indonesia hanya mengenal Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putrie dan Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal masih ada dua lagi presiden Indonesia dan jarang sekali disebut. Yakni Syafrudin Prawiranegara dan Mr. Asaat.
Dua orang ini pernah menjabat sementara ketika eranya Soekarno. Syafrudin Prawiranegara menjabat Presiden/ketua PDRI (Pemerintahan DaruratRepublik Indonesia) ketikaSoekarno dan M. Hatta ditawan Belanda dan ketika ibukota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Agar pemerintahan tetap eksis dan berjalan, akhirnya dibentuklah PDRI dengan Syafrudin Prawiranegara sebagai penjabat presiden.Syafrudin menjabat Presiden Indonesia Darurat sejak 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.
Tak banyak catatan yang bisa dinukil dari Mr. Asaat. Apalagi setelah PKI semakin besar dan punya pengaruh kuat kepada Soekarno. Nama Mr. Asaat seolah hilang dari hingar bingar politik masa itu. Ia tercatat pernah menjabat sebagai ketua KNIP dan lama tinggal di Yogyakarta.Mr. Asaat menjabat Presiden sejak 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950. Selama menjabat presiden ia menandatangi statuta pendirian Universitas Gadjah Mada. Namanya kembali mencuat saat ia bergabung dalam PRRI (Pemerintahan Revolusioner Indonesia) dan ditangkap. Dia diadili dan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara atas dakwaan makar. Pria sederhana ini meninggal dunia pada tahun 1976 di rumahnya yang sederhana di Warung Jati, Jakarta Selatan.
0 Komentar