Osama bin Laden bersama Ayman al-Zawahri terlihat di sebuah lokasi yang dirahasiakan dalam siaran televisi gambar pada 7 Oktober 2001. Sejak peristiwan 9/11, Osama menghilang dan dikabarkan bersembunyi di kawasan pegunungan antara Afghanistan dan Pakistan. AP/Al Jazeera
TEMPO Interaktif, Washington, DC - Banyak orang percaya bahwa Usamah Bin Ladin benar-benar tewas dalam aksi penyergapan yang digelar Tim 6 Navy SEALs Angkatan Laut Amerika Serikat. Tapi, tak sedikit pula yang meragukan keberadaaan sosok pemimpin jaringan teroris Al-Qaidah itu yang diyakini wafat sekitar 2005 akibat gagal ginjal.
Direktur Studi Terorisme Universitas Nasional Australia Clive Williams misalnya, mengatakan bahwa Usamah sudah tewas sejak 2004 akibat salah satu organ tubuhnya tak lagi berfungsi normal. Williams mengaku informasi tersebut didapatnya dari sejumlah dokumen yang dikirim seorang temannya di India.
Lalu pada 2006, giliran seorang agen dinas intelijen Prancis menyebut Usamah tewas akibat menderita sakit tifus. Belakangan, pada 2007, mendiang bekas Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto mengatakan bahwa Usamah telah dibunuh oleh para pendukung Sheik Omar Abdel Rahman, seorang ulama asal Mesir, yang merupakan bapak spiritual Grup Islam.
Itu sebabnya kabar kematian Usamah, 54 tahun, yang diumumkan baru-baru ini kembali menimbulkan tanda tanya. Terlebih Presiden Amerika Serikat ogah memperlihatkan jasad Usamah maupun foto kematiannya dengan alasan bakal memicu aksi balas dendam yang lebih brutal.
Nah, berikut ini lima mitos seputar kehidupan sosok pria kontroversial ini, seperti dilansir Direktur Studi Keamanan Nasional New America Foundation Peter Bergen. Penulis buku The Longest War: The Enduring Conflict Between America and Al-Qaida ini pernah mewawancarai Usamah Bin Ladin pada 1997.
1. Binaan CIA
Sejumlah kalangan yang mempercayai teori konspirasi meyakini bahwa Usamah Bin Ladin merupakan orang binaan dan sosok yang diciptakan Dinas Intelijen Amerika Serikat, CIA. Itu disebabkan peristiwa serangan ke menara kembar gedung World Trade Center di New York.
"Kitalah yang menciptakan monster bernama Usamah Bin Ladin! Di mana ia belajar aksi terorisme? Di CIA!" pembuat film independen, Michael Moore, menulisnya sehari setelah serangan mematikan itu. Faktanya, selama Perang Afganistan pada 1980-an, Usamah banyak membantu sepak terjang kaum Mujahidin di sana dalam melawan pendudukan Uni Soviet.
Usamah membantu Mujahidin dengan dana dari CIA yang disalurkan lewat Dinas Intelijen Pakistan, ISI. Birgadir Jenderal Purnawirawan Mohammad Yousaf, bekas perwira ISI pada masa itu menulis dalam bukunya The Bear Trap yang terbit pada 1992, sebagai berikut, "Tak satu pun orang Amerika yang pernah dilatih atau berhubungan langsung dengan Mujahidin."
2. Menyerang Amerika karena Mengusung Kebebasan
Dalam pidatonya di Kongres, Presiden George Walker Bush mengatakan "Mereka membenci kebebasan yang kita miliki." Katanya lagi, "Kebebasan beragama, kebebasan berbicara, dan kebebasan menyatakan pendapat satu sama lain." Namun, dari hasil pengamatan terhadap pidato Usamah selama 1994-2004, pakar politik James L. Payne berpendapat lain.
"Sebanyak 72 persen isi pidatonya menyerang aksi Barat dan Yahudi dalam menyerang umat Islam," kata Payne. "Cuma satu persen yang mengkritisi budaya dan gaya hidup orang Amerika." Payne boleh jadi benar. "Kalau kami membenci kebebasan di negeri Anda, bisa Anda jelaskan mengapa kami tak menyerang Swedia?" kata Usamah menanggapi Bush.
3. Ideologi Al-Qaidah Bukan Ideologi Islam
Presiden Bush sebagaimana Presiden Barack Obama tahu bahwa Al-Qaidah merupakan penyimpangan dari ajaran Islam. Itu sebabnya setelah serangan 11 September, Bush berkunjung ke sebuah masjid di Washington, DC. Cuma anggota Al-Qaidah yang mempercayai bahwa perjuangan mereka membela apa yang mereka anggap benar dalam Islam.
Padahal, sebuah ayat Al-Quran menyebutkan, "Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam" (QS. 21:107). Ayat masyhur ini menjelaskan bahwa Islam menentang segala tindak kekerasan. Kata Islam sendiri diambil dari kata salam yang berarti perdamaian. Islam mengenal peperangan. Namun, dalam arti pertahanan (pembelaaan diri) dan bukan penyerangan (agresi).
4. Ayman Otak Al-Qaidah
Banyak yang mempercayai bahwa Ayman Al-Zawahri, dokter asal Mesir yang merupakan orang nomor dua setelah Usamah, merupakan otak di belakang aksi-aksi Al-Qaidah. Padahal, menurut Noman Benotman, seorang militan Libya yang mengaku "berguru" pada kedua orang itu, Usamah yang sesungguhnya mendoktrin Ayman. "Lupakan musuh dekatmu, musuh utamamu adalah Amerika," kata Usamah kepada Ayman seperti ditirukan Noman.
5. Simbol Kemenangan Perang Melawan Teror
Banyak media massa mengulas selama sepekan ini bahwa kematian Usamah Bin Ladin tak banyak berpengaruh terhadap gerakan jihad yang kini meluas itu. Ada benarnya, meski faktanya Usamah yang mendirikan Al-Qaidah. Sebab, ketika seseorang baru bergabung dengan Al-Qaidah mereka justru lebih banyak didoktrin tentang Usamah ketimbang agama.
Usamah merupakan salah seorang yang dalam dekade terakhir ini mengubah sejarah dunia. Oleh karena itu, tewasnya Usamah diharapkan tak lagi membuat orang terkesima dengan sosoknya dan menjadikan Usamah inspirasi untuk membuat kelompok-kelompok jihad yang terhubung dengan Al-Qaidah di Timur Tengah maupun Afrika Utara dan seluruh dunia.
ALAHRAM | WASHINGTONPOST | DRE
0 Komentar