Oleh Heri Ruslan
LEWAT BENDA-BENDA SENI YANG SPEKTAKULER ITU, THE METROPOLITAN MUSEUM OF ART MENCOBA UNTUK MENGAJAK PUBLIK DI AMERIKA DAN DUNIA BARAT UNTUK MENGENAL WARISAN PERADABAN ISLAM.
Maryam Ekhtiar tampak begitu bersemangat. Tanpa kenal lelah, doktor jebolanUniver-sitas New York itu mengajak para pengunjung The Metropolitan Museum of Art New York, Amerika Serikat (AS), menelusuri satu demi satu benda koleksi peninggalan Islam dari era keemasan. “Ini peninggalan Dinasti Abbasiyah,” ujar peneliti senior pada Departemen Seni Islam The Metropolitan Museum of Art sambil menunjuk pada sebuah Alquran tua yang dipajang di lemari pamer. Ia pun menjelaskan secara perinci sejarah dan asal-muasal setiap benda yang dipamerkan.
Sejak 24 Oktober 2011, museum termasyhur di dunia itu memamerkan sebanyak 12 ribu benda peninggalan peradaban Islam yang bermula dari abad ketujuh hingga 19 M. Ke-12 ribu koleksi yang didapat Museum Metropolitan itu, baik dengan cara membeli maupun meminjam, mewakili setiap dinasti Islam yang pernah berkuasa di dunia.
Koleksi peninggalan benda-benda bersejarah itu berasal dari tanah Arab, Turki, Iran, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Koleksi benda bersejarah berupa Alquran, kitab, keramik, gelas, pedang, karpet, serta arsitektur yang ditampilkan di museum terkemuka di Negeri Paman Sam itu itu berasal dari era Dinasti Umayyah—dinasti pertama di dunia Islam— hingga zaman tiga kerajaan besar Islam, yakni Mughal (India), Safawiyah (Persia), dan Turki Usmani.
Atas undangan Washington Foreign Press CenterKementerian Luar Negeri AS, saya bersama 18 wartawan dari Asia Tenggara dan Asia Selatan juga tamu undangan lainnya menghadiri acara gunting pita dan pembukaan 15 galeri yang menampilkan warisan peradaban Islam itu.
Acara gunting pita pembukaan galeri baru karya seni dari tanah Arab, Turki, Iran, Asia Tengah, dan Asia Selatan itu berlangsung sederhana, namun penuh semangat. Sejumlah pejabat Kota New York menghadiri acara pembukaan itu. Berkali-kali kata “pencapaian monumental” diucapkan untuk menyebut benda-benda koleksi yang dihadirkan di The Metropolitan Museum of Art itu.
Untuk menghadirkan galeri baru yang khusus menampilkan benda-benda peninggalan peradaban Islam itu, The Metropolitan Museum of Art New York menghabiskan dana sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp 450 miliar. Persiapannya pun memakan waktu selama delapan tahun, melibatkan sederet kurator, pakar budaya, ilmuwan, seniman, dan perajin dari berbagai negara yang koleksinya ditampilkan di museum itu.
Saya bersama tamu undangan yang lain mendapat kesempatan pertama untuk menikmati 12 ribu koleksi benda bersejarah warisan peradaban Islam itu pada Senin, 24 Oktober 2011. Galeri baru tersebut baru dibuka untuk umum pada 1 November 2011. “Kami ingin mendidik publik untuk mengenal warisan peradaban Islam dari abad pertengah an,” ujar Direktur The Metropolitan Mu seum of Art Thomas P Campbell kepada wartawan.
Menurut dia, ke-15 galeri baru yang ditampilkan itu merupakan upaya untuk merekonstruksi jejak perjalanan peradaban Islam selama berabad-abad dari Timur Tengah ke Afrika Utara, Eropa, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Campbel mengakui, betapa warisan peradaban Islam yang ditampilkan di museum itu begitu monumental.
“Publik akan menemukan galeri penuh dengan karya-karya seni agung yang mampu membangkitkan pluralitas tradisi Islam dan fertilisasi ide silang secara besar-besaran dan bentuk-bentuk artistik yang telah membentuk kita untuk berbagi warisan budaya,” papar Campbell.
Begitu menginjakkan kaki di lantai dua Museum Metropolitan, suasana keislaman begitu kental terasa. Ke-15 galeri itu seakan merekonstruksi jejak kejayaan Islam lewat benda-benda sejarahnya.
Lewat benda-benda seni yang spektakuler itu, The Metropolitan Museum of Art mencoba untuk mengajak publik di Amerika dan dunia Barat untuk mengenal warisan peradaban Islam. Galeri pertama yang akan kita kunjungi adalah galeri perkenalan atau pengantar yang memajang beragam karya seni monumental dari seluruh dinasti Islam.
Di galeri pengantar itu, Anda bisa menyaksikan dan mengenal beragam benda seni bernilai tinggi dari zaman era keemasan Islam, mulai dari tembikar, karpet dan tekstil, seni permata, kaligrafi, lukisan, dan elemen arsitektur.
Saya hanya bisa berdecak kagum melihat benda-benda seni bersejarah itu. Perasaan yang sama juga membuncah di hati Imam Abdallah Adhami, presiden Sakeenah, sebuah lembaga pendidikan nonprofit di New York yang mengajarkan tentang ilmu-ilmu keislaman. “Saya sangat bangga dan mengapresiasi hadirnya galeri ini, tuturnya.
Menurut Adhami, kehadiran galeri yang menampilkan warisan peninggalan Islam itu merupakan bukti pengakuan dunia Barat terhadap kejayaan yang ditorehkan dunia Islam. Saya berharap, hadirnya galeri ini bisa menjadi pintu dialog bagi dunia Barat untuk mengenal Islam.
Maryam Ekhtiar mengajak kami telusuri satu demi per satu galeri yang ada. Di galeri 451, dipajang beragam benda seni dan peninggalan dari Dinasti Umayyah dan Abbasiyah dari abad ketujuh hingga 13 M. Dinasti Umayyah adalah kekaisaran Islam pertama yang berkuasa dari 661¨C750 M, Damaskus menjadi pusat pemerintahannya.
Sedangkan Abbasiyah adalah dinasti Islam yang berpusat di Baghdad, Irak, dan berkuasa dari 750 hingga abad ke-13 M, tutur ahli dalam bidang budaya dan seni Persia itu. Di galeri ini, saya bisa melihat langsung Alquran dari zaman Abbasiyah yang ditulis dalam gaya kufi.
Selain itu, beragam produk tekstil yang dihasilkan kota-kota di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, mulai dari Yaman hingga Mesir. Benda seni bernilai tinggi lainnya yang dipajang di galeri 451 itu berupa tembikar lukis, kayu pintu dari Samarra (Irak), seni logam, dan sejumlah gelas yang cantik.
Galeri berikutnya yang tak kalah menakjubkan bertema Iran dan Asia Tengah. Di galeri 453 itu, dihadirkan benda-benda seni dan peninggalan dinasti Islam yang berkuasa di Iran dan Asia Tengah dari abad kesembilan hingga 13 M. Saya diajak untuk mengenal pengaruh gaya Abbasiyah pada dinasti-dinasti Islam yang ada di wilayah itu.
Dalam galeri ini, pengunjung akan diajak untuk menyaksikan pencapaian artistik yang pernah ditorehkan Dinasti Ghaznawiyah pada abad ke-11 M dan Kesultanan Seljuk pada abad ke-12 M. Aneka keramik bertarikh abad ke-12 dari Kashan dan Rayy (Iran) sungguh memesona. Yang tak kalah menarik adalah dupa perunggu berbentuk singa dari abad ke-13, peninggalan Amir Saif Al-Din Muhammad Al-Mawardi, penguasa Seljuk.
Peradaban Islam Era Mesir dan Suriah
Galeri mencoba merekonstruksi kehidup an peradaban Islam di Mesir dan Suriah pada abad ke-10 hingga 16 M. Di galeri 454 ini, pengunjung diajak untuk melihat warisan perdaban tiga di nasti Islam yang pernah berkuasa di kawasan Me sir dan Suriah, yakni Fatimiyah yang ber takhta pada 909 hingga 1171 M, Ayyubiyah berkuasa pada 1169 hingga 1260 M, dan Mamluk yang memerintah dari 1250 hingga 1517 M.
Kairo telah memainkan peranan penting dalam kehidupan seni di dunia Islam selama berabad-abad, papar Ekhtiar. Pada masa kekuasaan Mamluk, misalnya, Kairo menjelma menjadi kota paling kaya di Timur Dekat dan menjadi pusat aktivitas intelektual dan seni di dunia Arab.
Di galeri ini, Anda bisa menyaksikan hiasan kayu, emas perhiasan dari periode Fatimiyah, tekstil, logo hias yang indah, kaca berenamel dari periode Mamluk, dan keramik cat yang memesona.
Tujuan berikutnya adalah galeri 456. Di sini, dihadirkan sebuah tiruan istana Maroko yang menawan. Seakan-akan kita berada dalam sebuah istana bergaya Maroko yang sebenarnya. Ukiran-ukiran pada kayu, langit-langit, dinding, air mancur, hiasan, serta dekorasinya merupakan bentuk asli dari istana Maroko. The Metropolitan Museum of Art sengaja mendatangkan seniman dan perajin dari Fez, Maroko, untuk menghadirkan istana yang indah itu.
Jejak kejayaan Islam di Spanyol, Afrika Utara, dan Mediterania Barat disajikan secara khusus dalam galeri 457. Benda-benda yang dihadirkan dalam galeri ini berasal dari abad kedelapan hingga 19 M. Yang paling menarik adalah karya seni warisan dari era keemasan Islam di Cordoba, Spanyol.
Kami meminjam beberapa koleksi yang ditampilkan dalam galeri ini dari masyarakat Hispanik Amerika,¡± papar Ekhtiar. Jika Anda ingin melihat kehebatan karpet atau permadani serta produk tekstil buatan Dinasti Turki Usmani yang pernah menjadi penguasa dunia dari abad ke-14 hingga 20 M'maka berkunjunglah ke galeri 459 dan 460. Di sebelah kiri galeri itu, Anda bisa menyaksikan kemegahan Kamar Damaskus dari abad ke-18 M.
Kehebatan dinasti-dinasti yang menguasai Iran dan Asia Tengah dari abad ke-13 hingga 16 M serta warisan yang ditinggalkan Dinasti Safawiyah dari abad ke-16 M. Benda-benda seni bersejarah karya Dinasti Mongol, Turkmen, Timurid, dan Uzbek dari abad ke-13 hingga 16 M sungguh memukau.
Sedangkan, peninggalan Dinasti Mughal yang pernah menguasai Asia Selatan atau Anak Benua India disajikan secara khusus di galeri 463. Di tempat itu ditampilkan beragam karya seni dan peninggalan dari abad ke-16 hingga 19 M.
Semoga dengan hadirnya galeri baru itu, publik di Amerika dan Barat bisa tertarik untuk memahami Islam sehingga pandang an buruk sebagian publik di Barat terhadap Islam bisa terkikis.
0 Komentar