Nama
lengkapnya Syihab ad-Din Abu al-‘Abbas Ahmad bin Ahmad bin Salamah al-Qalyuby
(w. 1069 H/1658 M), lebih dikenal dengan “al-Qalyubi”.
Dia
berasal dari sebuah wilayah bernama ‘qalyubiyah’ yaitu salah satu desa yang ada
di Mesir, oleh karena itu pula dia populer dengan panggilan “al-Qalyubi”.
Melalui
penelusuran sumber-sumber sejarah dan bibliografi, dia menguasai banyak
disiplin ilmu, antara lain ilmu-ilmu syariat (terutama fikih), medis
(kedokteran), astronomi, dan sejarah.
Sejarawan
Al-Muhibby menggelarinya dengan sang pemuka para ulama (ru’asa’
al-‘ulama’).
Kemampuannya
dalam bidang fikih sudah sangat diketahui dan tidak diragukan lagi. Di kalangan
pesantren Nusantara (khususnya di Indonesia), tokoh ini dikenal sebagai ulama
bidang fikih yang bersama ‘Umairah (Syihab al-Din Ahmad al-Burullusy al-Mashry
(w. 907 H/1501 M) menulis sebuah buku berjudul “Hasyiata Qalyuby wa ‘Umairah
‘ala Syarh al-Mahally ‘ala Minhaj al-Thalibin”, yang terdiri dari empat
jilid.
Secara
umum buku ini membahas persoalan-persoalan umum tentang ibadah dan muamalat
dalam Islam seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Segenap pembahasan ini
diuraikan secara runut, argumentatif, dan sistematis.
Dalam
bidang astronomi, al-Qalyubi menulis sebuah buku kecil berjudul “al-Hidāyah
Min adh-Dhalālah fī Ma’rifah al-Waqt wa al-Qiblah wamā Yata’allaq bihimā Min
Ghair Ālah”. Seperti tampak dari judulnya, buku ini membahas tentang waktu
dan arah kiblat.
Dalam
konstruksinya, buku ini terdiri dari satu mukadimah, 12 fasal, dan satu
penutup. Secara umum buku ini membahas tentang waktu, seperti waktu-waktu
salat, tahun-tahun hijriah, tahun-tahun Koptik, menentukan tahun-tahun kabisat
dan basitat, dan lain-lain.
Selain
itu juga dalam buku ini dikemukakan terminologi-terminologi astronomi secara
kebahasaan maupun secara fikih yang berguna bagi pembaca. Diantaranya
terminologi waktu, bulan, tahun, dan lain-lain.
Tujuannya
adalah memudahkan bagi pelajar baik memahami maupun menghafalnya. Di bagian
akhir dari buku ini al-Qalyubi mengemukakan catatan praktis tentang
mihrab-mihrab yang ada di pekuburan Mesir, dimana ia menemukan banyak terjadi
kemiringan arahnya. Dalam penelitian modern, terbukti bahwa apa yang
dikemukakan al-Qalyubi benar adanya.
Adapun
alasan al-Qalyubi menulis buku ini adalah dilatari karena pengetahuan tentang
waktu dan arah kiblat merupakan hal penting, khususnya terkait salat. Ilmu ini
diperlukan bagi orang-orang yang mukim maupun musafir.
Selain
itu, dalam kenyataannya, ketika itu, ilmu mengenai ini telah banyak diabaikan
baik oleh kalangan anak muda mapun orang dewasa. Maka sejumlah alasan ini
mendorong al-Qalyubi untuk menulis buku ini.
Cover buku “al-Hidāyah Min adh-Dhalālah fī Ma’rifah al-Waqt
wa al-Qiblah wamā Yata’allaq bihimā Min Ghair Ālah” karya Syihab al-Din
al-Qalyubi (w. 1069 H/1658 M) [Cairo: Dar al-Aqsha]Dalam bidang sejarah,
al-Qalyubi menulis sejumlah buku, yaitu “Tuhfah ar-Raghib fi Sirah Jama’ah
Min Ahl al-Bait al-Athayib”, lalu “an-Nabdzah al-Lathifah fi Bayan
Maqashid al-Hijaz wa Ma’alimuhu asy-Syarifah”, dan “Risalah fi Fadha’il
Makkah wa al-Madinah wa Bait al-Maqdis wa Syai’ Min Tarikhiha”.
Lembar judul buku “Tuhfah ar-Raghib fi Sirah Jama’ah Min Ahl
al-Bait al-Athayib” karya Syihab al-Din al-Qalyubi (w. 1069 H/1658 M)
Adapun
dalam bidang kedokteran, al-Qalyubi menulis buku berjudul “Tadzkirah
al-Qalyuby fi ath-Thibb wa al-Hikmah”, yang terdiri dari 10 bab. Secara
umum, buku ini menguraikan dasar-dasar penyakit yang menjangkit di seluruh
tubuh seperti penyakit kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan, dada, perut,
punggung, lutut, dan lain-lain.
Buku “Tadzkirah al-Qalyuby fi ath-Thibb wa al-Hikmah”
karya Syihab al-Din al-Qalyubi (w. 1069 H/1658 M) [Beirut: Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyyah].Dalam buku berjudul “Ishamat al-Hadharah al-‘Arabiyyah wa
al-Islamiyyyah fi ‘Ulum al-Falak” (diterbitkan oleh Al-Azhar, UNESCO,
Bibliotheca Alexandrina, dan CULTNAT) disebutkan dua karya lain al-Qalyubi
tentang astronomi (ilmu falak) selain yang disebutkan di atas, yaitu: “Risalah
fi Ma’rifah Asma’ al-Bilad wa Athwaluha wa Inhirafuha” dan “Risalah fi
al-Miqat”, keduanya di bidang ilmu falak (astronomi).[]
0 Komentar