Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qibrah (wadah
air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.
Manusia dilatih oleh bahasa yang kita dengar untuk
mengasosiasikan kata-kata abstrak seperti 'matahari' dan 'bahagia' dengan
pandangan ke atas,' kata peneliti
Makanan dan minuman era milineal serba cepat tapi belum
tentu sehat apalagi halal dan thayyib. Lantas bagaimana kita bersikap terhadap
makan dan minuman yang ideal? Dunia
Barat menuntun adab makan dan minuman yang salah kepada manusia. Islam
mengajarkannya.
Meski lahir lebih 14 abad, Islam telah mengajarkan banyak
hal tentang kehidupan, yang ujungnya bermanfaat bagi manusia. Tidak hanya cara
bersuci, bahkan cara makan pun Islam mengajarkan. Hal ini bertolak belakang
dengan Barat dan agama lain.
“Kita penduduk Barat yang tidak mengamati serta tak
mencontoh adab makan yang di ajarkan Islam, pada akhirnya menanggung derita
banyak penyakit. Mereka yang mematuhi rutinitas makan menurut Islam bakal
sehat, serta mereka yang mengikuti cara makan Barat yang jelek bakal sakit. Rutinitas
sehat dalam adab makan Islam semestinya ditiru oleh penduduk Barat.” (Profesor
Hans Heinrich Reckeweg, M. D., pakar toksikologi, Biological Therapy Vol. 1 No.
2, 1983).
Seringkali kita bertindak untuk makan dan minum dengan
sesuka hati. Tapi tak pernah merasakan akibatnya. Asal bisa membeli seakan
tuntas dan puas. Sebagai muslim ataupun muslimah, ada cara yang sebenarnya
memang telah menjadi bagian dalam lingkup syariat Islam. Kita sendiri kadang
tidak menyadarinya. Padahal Rasulullah ﷺ sudah memberikan
bocorannya sejak berabad-abad lalu.
“Tidaklah sekali-sekali manusia penuhi suatu wadah juga yang
lebih beresiko dari perutnya. Cukuplah untuk anak Adam sebagian suap makanan
untuk menegakkan badannya. Bila ia mesti mengisinya, maka sepertiga ( sisi lambung)
untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, serta sepertiga lagi untuk
nafasnya ( hawa).” (HR Tirmidzi)
Untuk selalu terjaga terkait makan dan minum serta diberkahi
oleh Allah, maka ada beberapa adab yang perlu dilakukan, diantaranya:
Pertama, niatkan makan minum itu datangnya rezeki dari Allah
yang dibarakahi
Luruskanlah niat sebelum melakukan makan dan minum. Niatkan
hanya kepada Allah subhna hua ta’ala agar
tubuh kita lebih sehat dan jauh dari berbagai macam penyakit. Selain itu
pola makan kita juga akan lebih terjaga baik waktunya maupun kuantitas makanan
yang dikonsumsinya menjadi sesuai dengan kebutuhan tubuh dan tidak berlebihan.
Kedua, melaksanakan Puasa Wajib dan Sunah
Puasa wajib adalah ibadah puasa yang dilakukan saat datangnya
bulan Ramadhan. Sedangkan puasa sunnah adalah ibadah puasa yang dilakukan
dihari-hari tertentu seperti puasa Senin dan Kamis maupun puasa Daud. Namun
jangan pernah menitik beratkan niat ibadah puasa hanya untuk menurunkan berat
badan. Niatkanlah murni karena Allah subhana hua ta’ala.
Puasa adalah cara terefektif untuk mengatur pola makan dan
sebagai treatment untuk mengistirahatkan organ pencernaan kita sehingga
setidaknya dengan berpuasa tumpukan lemak-lemak penyebab kelebihan berat badan
dapat kita minimalisir.
Ketiga, makan secukupnya
Makanlah makanan secukupnya saja, jangan berlebihan karena
islam sendiripun tidak menyukai hal-hal yang berlebihan. Bahkan dalam Islam
sendiri menganjurkan untuk makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Karena ketika lapar kita akan cenderung makan dalam jumlah yang banyak,
begitupun jika makan harus menunggu sampai perut terasa kenyang terlebih dahulu
sebelum berhenti. Padahal bagian perut kita tidak hanya harus menmpung makanan
saja, tapi harus disisakan untuk menampung air beserta udara untuk mencerna
makanan dan memfungsikan organ tubuh lainnya.
Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam Alquran surat
Al-Araf ayat 31 yang artinya:
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ
عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ
ٱلْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.” (QS: Al-A’raf: 31)
Keempat, memakan makanan halal dan sehat
Dalam surat an-Nahl ayat 114 Allah berfirman tentang
perintah untuk mengkonsumsi makanan halal.
فَكُلُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلًا
طَيِّبًا وَٱشْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Makanlah makanan yang halal lagi baik dari yang Allah telah
rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
(QS: An Nahl: 114)
Keempat, tidak tidur setelah makan berat
Kebiasan buruk yang sering kali dilakukan oleh manusia
adalah tidur setelah melahap banyak makanan. Hal ini memang saling berkaitan
saat kelaparan kita akan makan dengan jumlah yang lebih banyak karena perut
menuntut diisi hingga penuh atau kenyang, namun kemudian akibatnya adalah perut
menjadi terlalu kenyang dan mata berat atau mengantuk, lalu seterusnya adalah
setan yang membujuk untuk istirahat dan tidur.
Kelima, selalu bersyukur kepada Allah Subhanahua Ta’ala
Ikhtiar dan doa adalah dua hal yang tak boleh dipisahkan
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam hal bersyukur atas nikmat
yang telah diberkahi Allah dengan segala hal yang telah kita makan dan minum.
Lebih lanjut dalam makanan dan minuman itu agar berkah, maka
Islam memberikan adabnya pula; diantaranya:
Minum Sambil Duduk
Terlepas dari perbedaan pendapat yang sudah dijelaskan oleh
para ulama tentang hukum makan atau minum sambil berdiri, setidaknya secara
medis sudah dijelaskan bahwa minum sambil duduk itu dianggap lebih baik daripada
minum sambil berdiri atau sambil tiduran.
Bahkan secara adat-istiadat, di sebagian tempat mungkin
makan dan minum sambil berdiri itu dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan.
Mengucapkan Basmalah
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits yang
diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu’anha, “Apabila salah seorang di
antara kalian makan, maka hendaknya ia mengucapkan Bismillah (menyebut nama
Allah Ta’ala). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah di awal, hendaknya ia
mengucapkan: “Bismillahi awwalahu wa aakhirotu (dengan nama Allah pada awal dan
akhirnya)”. (HR. Tirmidzi).
Makan dan Minum dengan Tangan Kanan
Dari Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih
kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah ﷺ, tanganku
bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai
Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah “Bismillah”), makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang ada dihadapanmu.” Maka seperti itulah gaya
makanku setelah itu.” (HR. Bukhari, dalam kitab Al-Ath’imah Bab At-Tasmiyyah
‘ala Ath-Tha’am wa Al-Akhlu bi Al-Yamin).
Tidak Meniup Makanan atau Minuman
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu’anhuma dijelaskan tentang larangan meniup untuk mendinginkan
makanan atau minuman yang masih panas, “Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma
bahwa Nabi Muhammad Saw melarang pengembusan nafas dan peniupan (makanan atau
minuman) pada bejana,” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Minum dengan Tiga Tegukan
Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah
kalian minum seperti minumnya hewan. Tetapi minumlah kalian dengan dua atau
tiga kali, dan jika kalian minum sebutlah nama Allah (membaca basmallah),
kemudian pujilah Dia (membaca hamdalah), ketika kalian mengangkatkan (selesai
minum).” (HR: At-Tirmidzi).
Menuangkan Air Ke Gelas Secukupnya
Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu’anhuma, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qibrah
(wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR
Bukhari no. 5627).
Mengucapkan Hamdallah
Sebagaimana yang sudah dipraktikkan Rasulullah, ketika
beliau selesai dari makan atau minum, beliau membaca, “Puji syukur kepada Allah
yang telah memberi makan dan memberi minum kepada kami serta menjadikan kami
termasuk orang-orang Islam.” (HR. Abu Dawud).
Ini adalah sebagian dari petunjuk dan tuntunan dalam hal
makan dan minum menurut ajaran Islam. Islam memberikan tuntunan agar bisa
dijalankan manusia agar terhindar dari kemurkaan dan selalu terjaga rezeki dan
keberkahan makan dan minumannya.*/Akbar Muzakki


0 Komentar