Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin mengeluhkan masih adanya faham liberal yang yang berkembang di kalangan NU, bahkan di dalam kepengurusan NU.
Bagi salah seorang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu, keberadaan faham itu sudah terlalu dalam merusak keyakinan yang selama ini ada di NU. "Keberadaan mereka sudah sangat memprihatinkan, membahayakan," kata Kiai Ma'ruf Amin sebagaimana dikutip situs NU Online, Ahad (9/12) kemarin.
Tidak hanya itu, menurut Ketua Dewan Mustasyar PKNU itu, akibat dari banyaknya orang berpaham liberal di dalam NU, status faham keagamaan yang dianut NU sendiri pun kini diPerestanyakan.
"Sekarang ini yang jelas Ahlussunnah wal Jamaah itu malah MUI. NU malah diPertanyakan statusnya," tegasnya setengah berkelakar.
NU yang selama ini identik sebagai simbol Ahlussunnah wal Jamaah, menurut Kiai Ma'ruf, memang layak diragukan kemurniannya, "Sebab terlalu kuatnya arus paham liberal yang ada di dalamnya, sampai menjalar ke mana-mana," tuturnya.
Karenanya, anggota Dewan Perestimbangan Presiden (Wantimpres) itu mengharapkan agar NU secepatnya kembali seperti saat pertama kali NU didirikan pada tahun 1926.
Caranya, dengan membersihkan kembali NU dari pemikiran-pemikiran liberal-sekuler dan dikembalikan pada paham Ahlussunnah wal Jamaah, sesuai jalan yang telah dirintis oleh para salafus shalih.
Menurut Kiai Ma'ruf, sebenarnya jalan kembali itu sudah jelas ada, bernama Khittah Nahdlatul Ulama yang diputuskan di Muktamar Situbondo (1984) dan ditegaskan kembali dalam Muktamar Solo (2004). Hanya saja masih kurang sosialisasi, apalagi sampai prakteknya di lapangan.
"Kita hanya butuh penegasan, akar-akar liberal di NU itu harus segera dipotong, agar tidak berkembang biak menjalar ke tempat lain. Ini sudah pada tingkat bahaya," tegas kiai Ma'ruf. [nurid/www.hidayatullah.com]
0 Komentar