Akhir abad VIII, di luar Istana Hisyam I (qasr) Kordoba mungkin tampak seperti di planet lain jika dilihat para pembesar di Aachen.
Qasr
yang baru diselesaikan persis pada saat Sang Elang Quraisy (Abdurrahman
al-Dakhil) memerintahkan peletakan fondasi untuk Masjid Agung Jumat.
Lokasi
qasr tidak jauh dari pemandian umum. Di dekatnya terdapat pasar
sentral, tempat komoditas dasar, seperti roti, sayuran, buah, minyak,
domba, perangkat logam dari Damaskus, sutra Cina, kulit dan perhiasan,
budak, serta barang lain kebutuhan perekonomian dunia Muslim.
Dari
jendela qasr, Hisyam beserta putra dan penggantinya, al-Hakam I
(796-822 M), menyaksikan pemandangan yang didominasi kemajuan sosial dan
kemakmuran ekonomi yang berkelanjutan.
Di lorong-lorong sempit
dan panjang di jalanan kota, ahli obat-obatan Sephardic, pandai besi
Visigoth, dan ahli bedah Yunani menawarkan jasa.
Taman-taman
publik yang mengesankan pada musim-musim tertentu mengeluarkan keharuman
khas jeruk dan lemon yang menjadi kekhasan standar.
Dataran
panjang Guadalquivir yang dilimpahi irigasi kincir air dipenuhi
perkebunan gandum, rye, barley, dan pohon zaitun di seluruh penjuru.
Intinya, Kordoba adalah pusat pamer Andalusia.
Meskipun kekuatan
militer Andalusia dikalahkan kekuatan Frankland, wirausaha emirat yang
diperkuat pasar, kepercayaan, budaya, dan kelas menempatkan Kordoba pada
jalur kosmopolitan di Eropa sejak jatuhnya Romawi.
Satu abad
setelah kematian Sang Elang, jalan-jalan sempit Kordoba akan terbuka dan
diterangi obor. Banyak yang berjalan dengan mengenakan sepatu nyaman
bersol gabus, alas kaki terbaru yang diimpor dari Timur.
Banyak
losmen dan pondokan untuk mengakomodasi pelancong yang berbisnis. Catur,
hobi favorit Harun al-Rasyid, akan menjadi kegemaran orang Andalusia
pada 820-an. Kapan persisnya catur mengalami revolusi mengejutkan di
Semenanjung Iberia, tak ada yang dapat memastikan.
Kordoba abad
kesembilan merupakan purwarupa modernitas dalam segala hal. Kelas
profesionalnya, selain ulama, imam, dan rabi, ada bermacam-macam.
Misalnya, pengacara, arsitek, astronom, dokter, birokrat, dan penjahit.
Sebagian
besar kegiatan warganya berkisar dari unjuk kekayaan secara mencolok
hingga pamer pengetahuan. Kelompok eksentrik dan dogmatis pun tidak
sedikit.
Mistik, puritanisme Islam, dan fanatik Katolik ada di
sini. Masjid berlimpah. Arsitektur masjid biasanya dimodelkan pada
Masjid Agung Sang Elang.
David Levering Lewis dalam God Crucible: Islam and the Making of Europe
menyebutkan, meski jumlahnya kecil, perempuan keturunan ningrat Kordoba
berpartisipasi dalam penyebaran pengetahuan. Salah satunya dilaporkan
telah mengumpulkan sejumlah besar koleksi perpustakaan sendiri.
Ketika
Hisyam I menggantikan Abdurrahman al-Dakhil pada 788 M, saingan kuatnya
adalah seseorang berusia 46 tahun yang masih berkuasa penuh atas
pengikutnya. Rakyat Hisyam mengetahui dia adalah orang yang taat.
Dia
memberi makan orang miskin dengan tangannya sendiri dan sering
melakukan kunjungan pada malam hari sambil membawa Alquran dan
obat-obatan untuk orang sakit.
Meski ia sangat saleh untuk ukuran orang Umayyah, Hisyam juga lebih dari ayahnya dalam menempatkan agama sebagai media politik.
Perang besar
Charlemagne
telah membuat kesalahan serius dalam mengerahkan sebagian besar
pasukannya untuk melawan Avar pada musim panas 791 M. Toledo senantiasa
berada di puncak perlawanan bersenjata.
Para pemuka Berber di
Zaragoza menggelegak. Tujuan Hisyam adalah memobilisasi bangsa ke dalam
perang suci melawan kaum Frank dan negara-negara Kristen kecil.
Hal
itu belum pernah dilakukan sejak zaman Al-Ghafiqi dan Uqbah ibn
al-Hajjaj pada 732 M. Selain itu, jihad adalah kewajiban yang dititahkan
amirulmukminin.
Pada musim semi 793 M dua pasukan besar
diperintahkan dua keturunan Mugits al-Rumi yang secara bersamaan
memasuki kerajaan Katolik Asturia di utara dan Navarra di timur laut.
Yang
pertama memasuki Asturia dengan kekuatan yang akan diingat sebagai
pelajaran oleh penduduknya selama beberapa dekade. Yang kedua, menembus
Septimania dan Languedoc setelah Abdul Malik dari garis Mugits (wazir
dan komandan militer Hisyam), meruntuhkan pertahanan Navarra yang tak
terkalahkan.
Charlemagne dan tentaranya memerangi Avar di
Hungaria. Count William dari Toulouse bergegas mencegat para penjajah
dan memosisikan orang-orangnya di seberang garis serangan mereka.
William Hidung Pendek
kehilangan nyawanya di tepi Orbieu, sebuah sungai di sekitar
pertengahan antara Narbonne dan Carcassonne. Yang tersisa dari
pasukannya bergegas mundur mencari selamat ke Narbonne. Dampak
psikologis dari kemenangan Saracen mengerikan bagi Europenses.
Frankland
atau Francia hampir tak berdaya. Wazir Abdul Malik dan stafnya
memutuskan untuk mundur ke Pyrenees (Pyrenia) sebelum Charlemagne
mengirimkan pasukan besar melawan mereka. Para pemenang memasuki Kordoba
dengan gerbong barang penuh sandera dan harta senilai 700 ribu emas
franc.
Di Andalusia, kehadiran banyak orang kian mempertegas
sosok dan kebijakan Hisyam dengan kegembiraan yang belum pernah tampak
sebelumnya. Hisyam pun menambahkan menara muazin di Masjid Agung dan
meningkatkan benteng kota dengan biaya dari hasil kemenangan.


0 Komentar