Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Ketua Umum Muhammadiyah dari Masa ke Masa

Sejak berdiri pada 18 November 1912, hingga pertengahan 2015 (sebelum muktamar ke-47 di Makassar, 3-7 Agustus 2015), Muhammadiyah telah dipimpin oleh 14 ketua umum. Ketua umum pertama KH Ahmad Dahlan, sedangkan ketua umum ke-14 yaitu Prof Din Syamsuddin.
———

Oleh: Asnawin
Sejak berdiri pada 18 November 1912, hingga pertengahan 2015 (sebelum muktamar ke-47 di Makassar, 3-7 Agustus 2015), Muhammadiyah telah dipimpin oleh 14 ketua umum. Ketua umum pertama KH Ahmad Dahlan, sedangkan ketua umum ke-14 yaitu Prof Din Syamsuddin.
Berikut daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari masa ke masa:

Ahmad_dahlan1. KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Rapat Tahunan I, di Yogyakarta, tahun 1912.
Pria yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, di Yogyakarta, pada 1 Agustus 1868, kembali terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah sebelas kali berturut-turut hingga Rapat Tahunan ke-11, di Yogyakarta, tahun 1922.
Rapat tahunan pertama hingga rapat tahunan ke-11, dilaksanakan di Yogyakarta.


————

K.H._Ibrahim2. KH Ibrahim
KH Ibrahim terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Rapat Tahun ke-12, di Yogyakarta, tahun 1923.
Selanjutnya, KH Ibrahim kemudian terpilih lagi pada Rapat Tahun ke-13, di Yogyakarta, tahun 1924, pada Rapat Tahun ke-14, di Yogyakarta, tahun 1925, pada Kongres Tahunan ke-15, di Surabaya, tahun 1926, dan pada Kongres Tahunan ke-16, di Pekalongan, tahun 1927.
Pada Kongres Tahunan ke-17, di Yogyakarta, tahun 1928, KH Ibrahim kembali terpilih sebagai ketua, begitu pun pada Kongres Tahunan ke-18, di Surabaya, tahun 1929, pada Kongres Tahunan ke-19, di Minangkabau, tahun 1930, pada Kongres Tahunan ke-20, di Yogyakarta, tahun 1931, pada Kongres Tahunan ke-21, di Makassar, tahun 1932, serta pada Kongres Tahunan ke-22, di Semarang, tahun 1933.
Dengan demikian, KH Ibrahim terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah sebelas kali berturut-turut, dimulai pada Rapat Tahunan ke-12 di Yogyakarta, hingga Kongres Tahunan ke-22, di Semarang, tahun 1933.
———————-

K.H._Hisyam3. KH Hisyam
KH Hisyam terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah, pada Kongres Tahunan ke-23, di Yogyakarta, tahun 1934.
Pada Kongres Tahunan ke-24, di Banjarmasin, tahun 1935, KH Hisyam kembali terpilih sebagai ketua. Begitu pun pada Kongres Tahunan ke-25, di Jakarta, tahun 1936.
Dengan demikian, KH Hisyam terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah tiga kali berturut-turut.


————

Mas_Mansur4. KH Mas Mansur
KH Mas Mansur terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Kongres Tahunan ke-26, di Yogyakarta, tahun 1937.
Selanjutnya, KH Mas Mansur berturut-turut terpilih pada Kongres Tahunan ke-27, di Malang, tahun 1938, pada Kongres Tahunan ke-28, di Medan, tahun 1939, pada Kongres Tahunan ke-29, di Yogyakarta, tahun 1940, serta pada Kongres Tahunan ke-30, di Purwokerto, tahun 1941.
Dengan demikian, KH Mas Mansur terpilih lima kali berturut-turut


———–

Ki_Bagoes_Hadikoesoemo5. Ki Bagoes Hadikoesoemo
Ki Bagus Hadikoesoemo terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar Darurat, di Yogyakarta, tahun 1944.
Dua tahun kemudian (1946), Ki Bagus kembali terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Silahturrahim Muhammadiyah se-Jawa, di Yogyakarta, tahun 1946.
Selanjutnya, Ki Bagus Hadikoesoemo terpilih lagi pada Muktamar ke-31, di Yogyakarta, tahun 1950, dan pada Muktamar ke-32, di Purwokerto, tahun 1953.
Dengan demikian, Ki Bagoes Hadikoesoemo terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah sebanyak lima kali berturut-turut, mulai Muktamar Darurat tahun 1944 di Yogyakarta, hingga Muktamar ke-32, tahun 1953, di Purwokerto.
————-

Ahmad_Rasyid_Sutan_Mansur
6. Buya Ahmad Rasyid Sutan Mansur
Buya Ahmad Rasyid Sutan Mansur yang lebih dikenal dengan sebutan Buya AR Sutan Mansur, terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-33, di Yogyakarta, tahun 1953.

Pria kelahiran Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 Desember 1895, hanya menjabat satu periode, yaitu periode 1956-1959.
Dalam masa kepemimpinannya itulah, Muhammadiyah berhasil merumuskan Khittah (garis perjuangan) Muhammadiyah,  antara lain mencakup usaha-usaha menanamkan dan mempertebal jiwa tauhid, menyempurnakan ibadah dengan khusyuk dan tawadlu, mempertinggi akhlak, memperluas ilmu pengetahuan, menggerakkan organisasi dengan penuh tanggung jawab, memberikan contoh dan suri tauladan kepada umat, konsolidasi administrasi, mempertinggi kualitas sumber daya manusia, serta membentuk kader handal.
————–

KH_M._Yunus_Anis7. KH M Yunus Anis
KH M Yunus Anis terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-34, di Palembang, tahun 1959.
Beliau menjabat sebagai ketua hanya satu periode, yaitu pada periode 1959-1962.
KHR Muhammad Yunus Anis yang lahir di Yogyakarta, 3 Mei 1903 dan wafat pada tahun 1979, sebelumnya pernah menjabat Sekretaris Umum Muhammadiyah pada periode 1934-1936, dan periode 1953-1958.
Beliau juga pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR), sebagai salah satu perwakilan umar Islam.
———–

KH_Ahmad_Badawi8. KH Ahmad Badawi
KH Ahmad Badawi terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-35, tahun 1962, di Jakarta.
Beliau kembali terpilih pada Muktamar ke-36, di Bandung, tahun 1965.
KH Ahmad Badawi lahir di Yogyakarta, 5 Februari 1902, dan meninggal dunia di Yogyakarta, 25 April 1969.
Mantan penasihat Pribadi Presiden Soekarno dibidang agama (1963), juga pernah menjadi Imam III Angkatan Perang Sabil (1947-1949) dan     Anggota laskar rakyat (atas instruksi Sri Sultan Hamengku Buwono), serta pernah menjabat Wakil Ketua Majelis Syuro Masyumi di Yogyakarta (1950), dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA, tahun 1968)
————-
Fakih_usman9. KH Faqih Usman
KH Faqih Usman terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-37, di Yogyakarta, tahun 1968.
KH Faqih Usman tidak sampai setahun menjalankan amanah tersebut karena meninggal dunia.
Jabatan Ketua Muhammadiyah kemudian diamanahkan kepada KH AR Fachruddin, pada tahun yang sama.
KH Faqih Usman yang lahir pada 2 Maret 1904, dan meninggal dunia pada 3 Oktober 1968, adalah aktivis Islam di Indonesia dan politikus dari Partai Masyumi.
Beliau mendapat amanah sebagai Menteri Agama dalam dua kali masa jabatan, yaitu pada Kabinet Halim saat Republik Indonesia menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat, dan pada Kabinet Wilopo.
———–

AR-Fakhruddin10. KH Ar Fachruddin
KH AR Fachruddin menjabat Ketua Muhammadiyah menggantikan almarhum KH Faqih Usman pada tahun 1968.
Selanjutnya, Pak AR-sapaan akrab KH AR Fachruddin, terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-38, di Ujung Pandang, tahun 1971, kemudian terpilih lagi pada Muktamar ke-39, di Padang, tahun 1974, lalu terpilih lagi pada Muktamar ke-40, di Surabaya, tahun 1978, dan terakhir terpilih pada Muktamar ke-41, di Surakarta, tahun 1985.
Selain terpilih empat kali berturut-turut, KH AR Fachruddin juga tercatat sebagai Ketua Muhammadiyah terlama, yaitu selama 17 tahun.
—————–

KH_A_Azhar_Basyir11. KH Ahmad Azhar Basyir MA
KH Ahmad Azhar Basyir MA, terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-42, di Yogyakarta, tahun 1990.
Pria kelahiran Yogyakarta, 21 November 1928, hanya empat tahun menjalankan amanah sebagai Ketua Muhammadiyah, karena meninggal dunia pada 28 Juni 1994.
KH Ahmad Azhar Basyir adalah tokoh intelektual kharismatik dan pejuang perang sabil yang dikenal sebagai ulama sederhana. Beliau juga pernah menjabat Anggota MPR-RI pada periode 1993-1998.

————-

Amien_rais12.Prof Dr HM Amien Rais
Prof Dr HM Amien Rais terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-43, di Banda Aceh, tahun 1995.
Selama satu tahun sebelumnya, beliau juga pelaksana Ketua Muhammadiyah setelah KH Ahmad Azhar Basyir meninggal dunia.
Prof Dr HM Amien Rais hanya tiga tahun menjabat Ketua Muhammadiyah, karena mengundurkan diri pada tahun 1998.
Beliau mengundurkan diri sebagai Ketua Muhammadiyah, karena mendirikan partai politik yang diberi nama Partai Amanat Nasional (PAN), atas dorongan moril dari pengurus dan kader Muhammadiyah, serta dukungan dari berbagai pihak.
Jabatan Ketua Muhammadiyah kemudian diamanahkan kepada Prof Dr H Achmad Syafi’i Ma’arif.
————

Ahmad_Syafii_Maarif -213. Prof Dr H Achmad Syafi’i Ma’arif
Prof Dr H Achmad Syafi’i Ma’arif menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah sejak 1998 menggantikan Prof Dr HM Amien Rais yang mengundurkan diri.
Penunjukan dirinya sebagai Ketua Muhammadiyah tersebut diputuskan dalam Sidang Tanwir dan Rapat Pleno.
Pria kelahiran Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935, kemudian terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah pada Muktamar ke-44, di Jakarta, tahun 2000.


————

Muhammad_Sirajuddin_Syamsuddin14. Prof Dr HM Din Syamsuddin
Prof Dr HM Din Syamsuddin terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Muktamar ke-45, di Malang, tahun 2005.
Pria kelahiran Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958, dengan nama asli Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, kemudian terpilih lagi sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah Muktamar ke-46, di Yogyakarta, tahun 2010.




———
@Sumber:
— http://www.muhammadiyah.or.id/content-57-det-direktori-muktamar.html
— http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Ketua_Umum_Pimpinan_Pusat_Muhammadiyah
— http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Rasyid_Sutan_Mansur
— http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Yunus_Anis
— http://id.wikipedia.org/wiki/KH_Ahmad_Badawi
— http://id.wikipedia.org/wiki/Fakih_Usman
— http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Azhar_Basyir
— http://id.wikipedia.org/wiki/Din_Syamsuddin

Posting Komentar

0 Komentar