Oleh: Muhaimin Iqbal
Masyarakat Prancis baru mengenal parfum secara luas di pertengahan abad 16, ketika puteri Italia Catherine de’ Medici disunting oleh bangsawan yang kelak menjadi raja Prancis Henry II.
Konon gara-gara sarung tangannya Catherine yang diolesi parfum, orang-orang Prancis sampai berburu wewangian ke kota-kota selatan – karena mereka tahu arah datangnya parfum itu dari selatan. Siapa yang di selatan ? sumber parfum selama berabad-abad adanya di Andalusia (Spanyol sekarang), bahkan teknologi pembuatan parfum yang canggih sudah ada di Andalusia sejak 7 abad sebelumnya.
Dari pengenalan parfum ini, kita bisa bayangkan peradaban yang ada di Andalusia antara abad 8 – 12 Masehi (2-6 H) ketika mereka sudah membukukan cara memproses bahan-bahan parfum dari bunga-bunga-an dengan alat yang mereka beri nama Al-Anbik (Alembic).
Bayangkan pula 7 abad kemudian orang Prancis masih harus bepergian kearah selatan untuk sekedar bisa membeli parfum. Tingginya peradaban Andalusia yang 7 abad lebih maju inilah yang sebenarnya tersyirat dari budaya parfum tersebut.
Bayangkan situasinya kini, nama-nama besar pemain parfum dunia adanya di Eropa dan khususnya Prancis. Bahkan ada kota kecil di bagian selatan Prancis yaitu Grasse – yang hingga kini dikenal sebagai ibu kota parfum dunia. Dari seluruh dunia orang bepergian ke kota ini bila ingin belajar parfum yang bener sekaligus melihat bagaimana industri parfum berkembang bersama sejarah kota ini.
Pertanyaannya adalah mengapa dahulu umat Islam bisa sangat menguasai wewangian – sampai menemukan teknologi yang menjadi rujukan dunia hingga kini, sedangkan kini nyaris tidak terdengar ? Karena saat ini kita pada umumnya tidak sampai mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah sampai pada kehidupan kita sehari-hari.
Mengapa demikian? Allah menjanjikan bahwa tidak ada yang terlewat sedikit-pun di Al-Qur’an.
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab (Al-Qur’an), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS: al-An’am [6]:38)
Dan tidak berhenti disini, melalui RasulNya Allah juga memberi contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal wewangian misalnya, selain Al-Qur’an menyebutkan secara spesifik sejumlah sumber wewangian, RasulNya memberi contoh apa dan bagimananya secara riil bagaimana wewangian itu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada puluhan bahan wewangian yang disebut di Al-Qur’an atau diaplikasikan dalam Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan sangat sedikit dari sumber wewangian ini yang ada di Arab, artinya apa ini ? Ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memang diutus untuk seluruh alam.
Kafuur misalnya yang disebut di Al-Qur’an (QS 76:5) itu adalah jenis minyak yang dihasilkan dari pohon yang tumbuh di Kalimantan dan Sumatra, dalam bahasa Inggris disebut Borneo Camphor, Sumatra Camphor atau Malayan Camphor. Bahasa latinnya adalah Dryobalanops aromatic atau ada juga yang menyebut Chinnamomum camphora.
Kemudian apa yang disebut Reyhan di surat Ar-Rahman (QS 55 : 12) dan Al-Waqiah (QS 56 :89) adalah jenis tanaman yang bahkan bisa tumbuh dengan mudah di rumah-rumah kita, dan tidak mudah tumbuh di Arab. Jenis tanamannya antara lain adalah Basil manis dengan nama latin Ocimum basilicum L.
Peluang yang sangat besar bagi negeri ini juga ada di bunga-bungaan yang disebut di Al-Qur’an.
Lagi-lagi di surat Ar-Rahman yang mengandung berbagai keindahan, menyebut pula bunga mawar merah yang seperti minyak.
فَإِذَا انشَقَّتِ السَّمَاء فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.” [QS: ArRahman [55]: 37]
Apa hubungannya mawar merah dengan minyak?
Salah satu minyak atsiri atau essential oil yang termahal saat ini adalah minyak bunga mawar ini. Harganya saat ini sekitar sekitar 50 juta per kg. untuk menghasilkan 1 kg minyak dibutuhkan bunga mawar seberat sekitar 4 ton. Bila bibitnya benar dan ditanam instensive 1 hektar lahan bisa menghasilkan 75 ton bunga mawar setahun!
Selain disebut di Al-Qur’an wewangian dari mawar juga termasuk salah satu yang digunakan Nabi Shallallahu’Alaihi Wasalam. Kini gunanya bukan hanya sebagi sumber wewangian, tetapi juga sumber pengobatan . Tidak kurang sampai penyakit berat sekelas jantung dan HIV pernah dicoba dan berhasil diobati dengan aroma mawar masing-masing di Yonsei University – Taiwan, dan Nankai University – China.
Di daerah tropis seperti Indonesia, mawar bisa tumbuh dari daratan rendah sampai dataran tinggi sekitar 1,500 m dari permukaan laut, artinya insyaAllah akan selalu ada mawar yang cocok untuk wilayah negeri ini secara umum. Ini bisa menjadi peluang terbesar industri pertanian untuk memasuki era wellness industri yang kinipun nilainya sudah 3.4 kali dari industri farmasi dunia.
Ketika umat ini mendalami Al-Qur’an kemudian mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kasus minyak wangi tersebut di atas, umat ini 7 abad lebih maju dari umat lain di sekitarnya. Ini bisa menjadi indikator instrospeksi kita, ketika perfumery industry itu dikuasai oleh umat yang lain- jangan-jangan kita kini juga 7 abad dibelakang umat lain tersebut?
Maka inilah saatnya untuk mulai mendalami kembali Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari bidang yang kita kuasai dan tekuni tentu saja, dan tidak ada satu bidang-pun yang terlewat di Al-Qur’an – karena penguasaan Al-Qur’an termasuk penagamalannya adalah indikator penguasaan peradaban – “We have neglected nothing in the Book…” (QS 6:38).*
Penulis Direktur Gerai Dinar
Masyarakat Prancis baru mengenal parfum secara luas di pertengahan abad 16, ketika puteri Italia Catherine de’ Medici disunting oleh bangsawan yang kelak menjadi raja Prancis Henry II.
Konon gara-gara sarung tangannya Catherine yang diolesi parfum, orang-orang Prancis sampai berburu wewangian ke kota-kota selatan – karena mereka tahu arah datangnya parfum itu dari selatan. Siapa yang di selatan ? sumber parfum selama berabad-abad adanya di Andalusia (Spanyol sekarang), bahkan teknologi pembuatan parfum yang canggih sudah ada di Andalusia sejak 7 abad sebelumnya.
Dari pengenalan parfum ini, kita bisa bayangkan peradaban yang ada di Andalusia antara abad 8 – 12 Masehi (2-6 H) ketika mereka sudah membukukan cara memproses bahan-bahan parfum dari bunga-bunga-an dengan alat yang mereka beri nama Al-Anbik (Alembic).
Bayangkan pula 7 abad kemudian orang Prancis masih harus bepergian kearah selatan untuk sekedar bisa membeli parfum. Tingginya peradaban Andalusia yang 7 abad lebih maju inilah yang sebenarnya tersyirat dari budaya parfum tersebut.
Bayangkan situasinya kini, nama-nama besar pemain parfum dunia adanya di Eropa dan khususnya Prancis. Bahkan ada kota kecil di bagian selatan Prancis yaitu Grasse – yang hingga kini dikenal sebagai ibu kota parfum dunia. Dari seluruh dunia orang bepergian ke kota ini bila ingin belajar parfum yang bener sekaligus melihat bagaimana industri parfum berkembang bersama sejarah kota ini.
Pertanyaannya adalah mengapa dahulu umat Islam bisa sangat menguasai wewangian – sampai menemukan teknologi yang menjadi rujukan dunia hingga kini, sedangkan kini nyaris tidak terdengar ? Karena saat ini kita pada umumnya tidak sampai mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah sampai pada kehidupan kita sehari-hari.
Mengapa demikian? Allah menjanjikan bahwa tidak ada yang terlewat sedikit-pun di Al-Qur’an.
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab (Al-Qur’an), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS: al-An’am [6]:38)
Dan tidak berhenti disini, melalui RasulNya Allah juga memberi contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal wewangian misalnya, selain Al-Qur’an menyebutkan secara spesifik sejumlah sumber wewangian, RasulNya memberi contoh apa dan bagimananya secara riil bagaimana wewangian itu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada puluhan bahan wewangian yang disebut di Al-Qur’an atau diaplikasikan dalam Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan sangat sedikit dari sumber wewangian ini yang ada di Arab, artinya apa ini ? Ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memang diutus untuk seluruh alam.
Kafuur misalnya yang disebut di Al-Qur’an (QS 76:5) itu adalah jenis minyak yang dihasilkan dari pohon yang tumbuh di Kalimantan dan Sumatra, dalam bahasa Inggris disebut Borneo Camphor, Sumatra Camphor atau Malayan Camphor. Bahasa latinnya adalah Dryobalanops aromatic atau ada juga yang menyebut Chinnamomum camphora.
Kemudian apa yang disebut Reyhan di surat Ar-Rahman (QS 55 : 12) dan Al-Waqiah (QS 56 :89) adalah jenis tanaman yang bahkan bisa tumbuh dengan mudah di rumah-rumah kita, dan tidak mudah tumbuh di Arab. Jenis tanamannya antara lain adalah Basil manis dengan nama latin Ocimum basilicum L.
Peluang yang sangat besar bagi negeri ini juga ada di bunga-bungaan yang disebut di Al-Qur’an.
Lagi-lagi di surat Ar-Rahman yang mengandung berbagai keindahan, menyebut pula bunga mawar merah yang seperti minyak.
فَإِذَا انشَقَّتِ السَّمَاء فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.” [QS: ArRahman [55]: 37]
Apa hubungannya mawar merah dengan minyak?
Salah satu minyak atsiri atau essential oil yang termahal saat ini adalah minyak bunga mawar ini. Harganya saat ini sekitar sekitar 50 juta per kg. untuk menghasilkan 1 kg minyak dibutuhkan bunga mawar seberat sekitar 4 ton. Bila bibitnya benar dan ditanam instensive 1 hektar lahan bisa menghasilkan 75 ton bunga mawar setahun!
Selain disebut di Al-Qur’an wewangian dari mawar juga termasuk salah satu yang digunakan Nabi Shallallahu’Alaihi Wasalam. Kini gunanya bukan hanya sebagi sumber wewangian, tetapi juga sumber pengobatan . Tidak kurang sampai penyakit berat sekelas jantung dan HIV pernah dicoba dan berhasil diobati dengan aroma mawar masing-masing di Yonsei University – Taiwan, dan Nankai University – China.
Di daerah tropis seperti Indonesia, mawar bisa tumbuh dari daratan rendah sampai dataran tinggi sekitar 1,500 m dari permukaan laut, artinya insyaAllah akan selalu ada mawar yang cocok untuk wilayah negeri ini secara umum. Ini bisa menjadi peluang terbesar industri pertanian untuk memasuki era wellness industri yang kinipun nilainya sudah 3.4 kali dari industri farmasi dunia.
Ketika umat ini mendalami Al-Qur’an kemudian mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kasus minyak wangi tersebut di atas, umat ini 7 abad lebih maju dari umat lain di sekitarnya. Ini bisa menjadi indikator instrospeksi kita, ketika perfumery industry itu dikuasai oleh umat yang lain- jangan-jangan kita kini juga 7 abad dibelakang umat lain tersebut?
Maka inilah saatnya untuk mulai mendalami kembali Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari bidang yang kita kuasai dan tekuni tentu saja, dan tidak ada satu bidang-pun yang terlewat di Al-Qur’an – karena penguasaan Al-Qur’an termasuk penagamalannya adalah indikator penguasaan peradaban – “We have neglected nothing in the Book…” (QS 6:38).*
Penulis Direktur Gerai Dinar
0 Komentar