Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Umat Islam dan Kristen Diserukan Bersatu Membela Al-Quds


Hidayatullah.com--Para pembicara dalam Konferensi Internasional Al-Quds menyerukan umat Islam dan Kristen bersatu melawan agresi Zionis Israel yang bermaksud membasmi bangsa Arab dan menghancurkan identitas kota suci Al-Quds.

Raid Shalah, pemimpin Gerakan Islam di wilayah yang direbut Israel tahun 1948, Uskup Attallah Hanna pemimpin Gereja Krsiten Ortodoks Palestina memberikan kesaksian langsung mengenai kekejaman penjajah Zionis Israel di kawasan Al-Quds. Kedua pembicara menekankan bahwa kata-kata atau pernyataan sudah tak cukup lagi untuk melindungi kota suci tersebut.

Hanna menekankan bahwa umat Kristen Palestina merupakan bagian integral dari bangsa Arab. ''Di kota suci Al-Quds kita tidak dibeda-bedakan dalam kelompok. Kami adalah satu keluarga yang sedang menghadapi ancaman yang sama, '' tukas Uskup Gereja Kristen Ortodoks itu.

''Ketika saat ini sedang berkonferensi di sini, Israel sedang terus melakukan penggalian di bawah kota suci itu dengan tujuan menghapus identitas sejarahnya yang asli," kata Uskup Atallah Hanna, yang oleh pimpinan sidang diperkenalkan sebagai ''Penjaga Al-Aqsa dan Pengawal Gereja Kebangkitan''.

Syeikh Raid Shalah sepakat dengan Uskup Atallah dan menambahkan bahwa pembebasan Al-Quds dari penjajahan Zionis Israel bukan cuma kepentingan bangsa Arab dan Muslimin tetapi kepentingan seluruh umat manusia yang merdeka dan beradab.

Syeikh Raid menyerukan dibentuknya Yayasan Arab Islam untuk melindungi Al-Quds dari proses Yahudisasi Al-Quds yang sangat intensif. ''Israel melakukan gerakan besar-besaran yang terus menerus untuk me-Yahudikan kota suci Al-Quds alias Yerusalem, bukan saja bangunan-bangunan bersejarahnya tetapi juga kehidupan sehari-harinya, '' kata Syeikh Raid dalam konferensi pers.

Syeikh Raid dan Uskup Atallah juga mengingatkan agar dunia tidak melupakan nasib rakyat Palestina selain kota suci Al-Quds. ''Jangan sekali-kali kita melupakan keadaan rakyat Palestina di Gaza. Bagaimana kita bisa melupakan 1,5 juta rakyat Palestina yang sekarang sedang terancam mati karena diisolasi oleh Israel di Gaza?'' kata keduanya.

Menurut Syeikh Raid, lebih dari 100 ribu warga kota suci Al-Quds dipaksa berpisah dengan Masjidil Aqsa oleh ''tembok apartheid'' bikinan Zionis Israel setinggi 10 meter membentang sepanjang 20 kilometer.

''Saya menyerukan kepada Presiden Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Ismail Haniyyah untuk melakukan rujuk. Perlu segera diadakan perundingan antar bangsa Palestina sendiri, ini justru lebih penting daripada perundingan dengan Amerika maupun Israel,'' tukas Syeikh Raid Shalah.

Syeikh Raid juga menyatakan optimismenya bahwa dalam waktu tidak lama lagi, konferensi seperti ini akan digelar lagi ''bukan di Istanbul, bukan di Kairo, bukan di Teheran, bukan di Beirut tetapi di kota suci Al-Quds. Konferensi ini adalah awal kebangkitan di tingkat global.'' [www.hidayatullah.com]

Posting Komentar

0 Komentar