Pejabat tinggi Vatikan mengungkapkan upaya mereka membahas kemungkinan dibangunnya gereja di Saudi. Itu dilakukan tidak lama setelah sebuah gereja baru dibuka di Qatar.
Guardian melansir pada hari Selasa (18/3), mengutip dari Paul Munjid Hashim, utusan Paus Benekdiktus XVI untuk wilayah Teluk,”Perbincangan akan berlangsung dalam waktu dekat, agar pembangunan gereja diperbolehkan di Saudi”.
“Karena banyaknya warga asing yang memeluk Kristen bekerja di Saudi, dan mereka membutuhkan tempat Ibadah, sebagaimana yang ada di negera-negara Teluk yang lain”. Hashim beralasan.
“Di sana ada sekitar 3, atau 4 juta pemeluk Kristen Barat, dan kami memiliki rancana agar mereka memiliki gereja”. Ia menambahkan selama pembahasan rencana ini, Hashim menyatakan bahwa ia mengharap agar Riyadh melakukan hubungan diplomasi secara resmi dengan Vatikan.
“Jika pembangunan gereja pertama sukses di Saudi, maka hal itu bisa memiliki andil penting dalam pertukaran pengetahuan, antara pemeluk Kristen dan Islam”.
Masih menurut Guardian, kedua pihak telah membahas masalah ini, pasca kunjungan bersejarah Raja Abdullah ke Vatikan pada November lalu, dimana dialah raja Saudi pertama yang berkunjung ke tempat yang disucikan pengikut Katolik di dunia. Dan menurut salah satu sumber dari Vatikan, jika pembangunan gereja sukses di Saudi, maka hal itu adalah peristiwa yang amat bersejarah.
Menanggapi hal ini, pangamat politik Saudi, Dr. Kholid Dakhil menyatakan, pemerintah Saudi tidak bisa mengizinkan pembangunan gereja yang diminta Vatikan.
“Maslahat luar negeri semestinya tidak bertentangan dengan hal-hal baku yang berlaku di masyarakat. Dan keyakinan yang ada di masyarakat bertentangan dengan rencana ini”. Ia melanjutkan.
Alasan bahwa langkah ini tidak bisa dilanjutkan antara lain karena hingga kini belum ada hubungan diplomasi antara Saudi dan Vatikan, maka langkah ini dianggap tidak memiliki “kerangka sama sekali”.
Dakhil menambahkan,”Bahwa pembicaraan tentang pembangunan gereja di Saudi bertujuan agar negara-negara Teluk yang lain mengizinkan penambahan bengunan gereja”.
Masih menurut Dakhil, “Adapun kunjungan utusan Vatikan, bukan kunjungan diplomasi, akan tetapi dialog keagamaan”.
Sebagaimana diketahui, bahwa diantara negara-negara Teluk, hanya Saudi yang bebas dari gereja hingga saat ini. Adapun negara teluk yang pertama kali yang mengizinkan pembangunan gereja adalah Bahrain, pada tahun 1939, disusul Kuwait, Oman, Emirat. Adapun Qatar, pada hari Jumat lalu telah membuka Gereja pertama di negeri itu.
Tanggal 17 Maret kemarin, bertempat di Roma, pemimpin Katolik Roma bertemu dengan wakil pemerintahan Saudi. Pertemuan yang oleh media massa asing disebut "rahasia" itu kabarnya sedang membicarakan seputar negosiasi pihak gereja Vatikan dengan pemerintah Saudi.
Intinya, Vatikan menginginkan agar Saudi membolehkan pihak Katolik membangun gereja-gereja di tanah kelahiran Nabi itu, demikian lapor Harian Italia, La Stampa.
“Vatikan sedang bernegosiasi dengan Saudi Arabia untuk "authorisasi untuk membangun gereja Katolik," demikian kata uskup Mounged El-Hachem.
Menurut La Stampa, pembicaraan-pembicaraan yang rahasia didukung oleh Raja Saudi Abdullah, sedang berlangsung selama beberapa minggu.
"Jika kita dapat izin resmi membangun gereja yang pertama, maka akan menjadi satu prestasi bersejarah, " ujar jurubicara Vatikan Federico Lombardi, dikutip La Stampa. [iol/thoriq/cha/www.hidayatullah.com]
0 Komentar