Oleh: Ani Nursalikah
Lembah Sakarya yang
strategis karena mengontrol pendekatan ke Konstantinopel dari timur
mengalami banjir pada musim gugur 1302 M. Kemungkinan peristiwa ini
yang memungkinkan pengikut Usman menyeberangi sungai dan bermukim di
provinsi Bizantium, Bythinia.
Dalam waktu singkat para penyerang
Turki mencapi Laut Marmara. Pencatat sejarah Bizantium masa itu,
Pachymeres, menggambarkan kabar kemenangan Usman menyebar dan menarik
bangsa Turki di daerah lain di barat Anatolia untuk bergabung
mengikutinya.
Usman adalah pendiri Kerajaan Ottoman dan yang
telah memberikan namanya pada dinasti Ottoman atau Osmali. Di bawah
kepemimpinan anaknya, Orhan (1324-1362 M), kerajaan kecil ini mulai
memperoleh aspek yang lebih mapan. Wilayah kerajaan Usman tidak
meliputi kota-kota besar.
Pada 1326 M, Kota Bursa diserang
hingga mengalami kelaparan. Mulai saat itu, kota tersebut menjadi ibu
kota pertama Ottoman. Tahun berikutnya, setelah terjadi gempa bumi
yang menghancurkan pertahanannya, para pengikut Orhan menduduki
Bizantium, Lopadion (Ulubat) menuju ke Dardanella.
Dengan rute
darat Bythinia yang kini dapat dilalui, kejatuhan kota-kota Bizantium
lainnya tidak dapat dihindari. Nikaia adalah kota pertama yang diserang
pada 1331 M. Nikomedia mengikuti pada 1337 M.
Ekspansi Ottoman
bukan hanya satu-satunya pengeluaran Bizantium. Pada 1345-1346 M, Orhan
menganeksasi emirat Turki dari Karesi. Kurang dari 10 tahun
berikutnya, pada 1354 M, putra Orhan, Sulaiman Pasha, menduduki Ankara
hingga ke timur dari wilayah ayahnya.
Orhan juga yang pertama
kali mendirikan pangkalan terdepan di Eropa. Ia mencapai hal ini
dengan memanfaatkan perang sipil di Bizantium antara rival Kaisar John
[VI] Kantakouzenos dan John [V] Palailogos.
Pada 1352 M, pecah
perang antara John V dan putra Kantakouzenos, Matthew. Ayahnya meminta
bantuan Orhan untuk memberikan sebuah benteng bagi pasukannya di bawah
Sulaiman Pasha di semenanjung Gallipoli. Ini adalah wilayah pertama
yang diduduki Ottoman di Eropa. Penaklukan berikutnya terjadi setelah
terjadi bencana alam.
Menurut Colin Imber dalam The Ottoman Empire: 1300-1650,
pada saat Orhan meninggal pada 1362 M, kerajaannya memiliki
karakteristik yang membedakan kerajaan Ottoman pada abad ke-20.
Kerajaan itu terdiri atas daratan di Asia dan Eropa. “Kota-kota dan
pedesaan juga penguasanya telah membangun masjid pertama dan tempat
ibadah yang membedakan kerajaannya sebagai negara Muslim,” tulisnya.
Dari
tulisan-tulisan kecil diketahui putra Orhan, Murad I (1362-1389 M)
memegang tahta setelah terjadi perang sipil. Pada akhir 1360-an, ia
memegang tampuk kekuasaan kerajaan di Anatolia dan Eropa yang
berkembang dengan pesat.


0 Komentar