Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Abu Bakar Ashiddiq, Pengusaha Kain yang Sukses


Dunia bisnis sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat Arab. Salah satu saudagar dan pengusaha sukses itu adalah 'Abdullah bin Abu Quhafah atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar demikian nama kerennya, dikenal dari keluarga pedagang. Setelah ayahnya wafat, Abu Bakar diminta untuk meneruskan bisnis kain dan pakaian yang sudah dirintis ayah dan leluhurnya.

Ibnu Hisyam menggambarkan dalam Sirahnya sebagaimana dikutip Husain Haekal mengatakan bahwa Abu Bakar adalah laki-laki yang akrab di kalangan masyarakatnya, disukai karena dia tidak ribet.

Setiap pagi sebelum matahari terbit, Abu Bakar membawa gulungan pakaian di atas kepalanyamenuju pasar Baqi di Madinah untuk menjual pakaian. Jika barang dagangannya terbeli oleh pembeli, Abu Bakar tak segan untuk saling bertepukan (mushafaqah) sebagai isyarat telah terjadi akad dan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Saat selesai dilantik menjadi khalifah, Abu Bakar terlihat memanggul segulungan kain di pundaknya untuk menuju pasar untuk melakukan muamalah jual beli. Hal ini dilakukan untuk menafkahi kebutuhan keluarganya. Karena tugas-tugas resmi Negara telah menyita banyak waktunya untuk berdagang di pasar hingga tak tersisa waktunya. Maka dewan muslimin, diantaranya adalah Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah menetapkan gajinya sebesar 250 dinar setiap tahunnya (ada yang mengatakan 6 ribu dirham) yang diambilkan dari Baitul Maal dan seekor kambing untuk memenuhi kebutuhan Abu Bakar dan keluarganya setiap hai plus lemak dan susu. Kambing atau domba itu dimaksudkan untuk sajian para tamu Negara.

Imam Jalaluddin al Suyuti dalam salah satu kitab menyebutkan bahwa ketika masuk Islam, jumlah uang tunai simpanan dari hasil bisnis Abu Bakar berjumlah 40.000 dinar atau setara dengan 9.350.000.000 rupiah. Dan uang tersebut dia infakkan untuk kepentingan dakwah, membiayai perang, kegiatan social, menebus budak-budak serta orang-orang lemah yang disiksa majikannya karena telah memeluk Islam.

Adapun ketika Nabi Muhammad memerintah hijrah ke Madinah, Abu Bakar membawa seluruh kekayaannya yang berjumlah 5.000 dirham atau 6.000 dirham.

Semenjak jadi rang nnomer satu di Madinah, Abu Bakar digaji oleh Baitul Maal sebesar 300 dinar, tetapi ada yang mengatakan 6.000 dirham setiap tahun. Adapun pendapatan Negara saat itu mencapai 200.000 dirham (Rp 39.270.000.000). sumber pendapatan Negara berasal dari hasil pengolahan tambang di Juhainah dan milik Bani Sulaim. Dia menghabiskannya untuk disedekahkan dan dibagi-bagikan kepada rakyat dengan jumlah yang sama. Dikutip Akbar Muzakki dari buku Jejak Bisnis Sahabat Rasul 

Posting Komentar

0 Komentar